Tiga Siswa SMPN 2 Purworejo Meraih Beasiswa SMA Taruna Nusantara, Seorang Lolos di SMK Jateng

Tiga Siswa SMPN 2 Purworejo Meraih Beasiswa SMA Taruna Nusantara, Seorang Lolos di SMK Jateng
Kepala SMPN 2 Purworejo, Sutarto. (wahyu nur asmani ew/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO -- Berbagai prestasi telah diukir oleh siswa-siswi SMPN 2 Kabupaten Purworejo Jawa Tengah selama periode pendidikan tahun ajaran 2022/2023.

"Siswa kami akan mengikuti Olimpiade Sains Nasional (OSN) ada tiga peserta untuk tiga mapel IPS, IPA dan Matematika pada akhir Juni 2023,” ungkap Sutarto, Kepala SMPN 2 Purworejo, usai pelepasan siswa kelas IX di sekolah setempat, Kamis (8/6/2023).

Pada lomba FLS2N (Festival Lomba Seni Siswa Nasional), sekolah ini juga mengirimkan peserta mewakili empat lomba yaitu duet pantomim, nyanyi solo, gitar dan lomba kreativitas. “Lomba-lomba tersebut akan mewakili Kabupaten Purworejo tingkat provinsi, mohon doanya," pintanya.

Prestasi lainnya adalah tiga siswa SMPN 2 Purworejo berhasil meraih beasiswa melanjutkan studi ke SMA Taruna Nusantara. Ketiganya adalah Andrina Sondang Pramudhito, Caesar Fandy Albiansyah dan Juan Fahri Wildan Pangariwibowo.

Tahun sebelumnya, siswa yang berhasil masuk SMA Taruna Nusantara hanya seorang . Selain itu, seorang siswa berhasil diterima di SMK Jateng.

Sutarto menjelaskan, jumlah siswa SMPN 2 Purworejo sebanyak 192 dinyatakan lulus. Saat acara pelepasan siswa kelas IX yang bertema Menjaga Akhlak dalam Berilmu untuk Prestasi Lebih Hebat itu, diberikan penghargaan Student Of The Year kepada Maura Najma Kaheesha, anak dari Juli Medianto dan Indah Nurcahyani (alm) yang beralamat di Kampung Suronegaran Kelurahan Purworejo.

Menurut dia, penilaian Student Of The Year berdasarkan karakter. "Dari awal bersekolah di SMP N 2 dinilai, bisa menjadi contoh teman-temannya. Dia aktif membantu dan berperan serta dalam kegiatan di sekolah, serta berprestasi di akademik maupun non-akademik. Maura ini Juara 1 Pidato berbahasa Jawa," kata dia.

Sutarto menyampaikan, ujian hanya di tingkat sekolah saja. Pihaknya tidak bisa membandingkan kualitas ujian tingkat kabupaten atau membandingkan dengan sekolah lain.

Selain itu, untuk penerimaan peserta didik baru juga melalui zonasi yang berpengaruh terhadap kualitas siswa. "Dulu kami bisa memilih siswa berprestasi yang diterima, tetapi sekarang mau tidak mau secara zonasi, yang bisa masuk akan ditampung. Saat ini kita mengolah apa yang ada,” tambahnya.

Sebagaimana pesan Sekretaris Dinas Dindikbud pihaknya harus mengajak anak-anak bersemangat belajar serta aktif parenting untuk bisa mendorong dan mendukung pendidikan mereka. (*)