MTsN 3 Bantul Didorong Jadi Madrasah Unggulan

MTsN 3 Bantul Didorong Jadi Madrasah Unggulan

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) DIY mendorong MTsN 3 Bantul  yang berlokasi di Manggung Wukirsari Imogiri menjadi madrasah unggulan.

Langkah ini dilakukan mengingat beberapa potensi yang dimiliki madrasah tersebut sangat mendukung, di antaranya pendidik, tenaga kependidikan, status madrasah adiwiyata kabupaten, bermitra dengan banyak pondok pesantren dan panti, potensi wisata dan budaya serta di sekitarnya banyak terdapat sentra kerajinan.

Kasi Guru Bidang Dikmad Kanwil Kemenag DIY Edy Purwanto M Pd Si,  saat membuka Workshop Penyusunan Perangkat Pembelajaran di aula madrasah setempat menyatakan potensi itu harus disinergikan demi mewujudkan madrasah unggul.

“Semua pasti bisa asal ada komitmen dari pihak terkait. Madrasah harus mengikutkan semua siswa dalam setiap perlombaan agar menjadi madrasah hebat berkelas dunia,” ujarnya.

Edy berharap semua pihak berjuang bersama serta selalu membawa nama baik madrasah agar semakin eksis keberadaannya.

“Prestasi bukan hanya keberhasilan akademik dan non-akademik, namun menjadikan siswa berakhlak Islami itu adalah prestasi yang sangat luar biasa,” tandasnya.

Kasi Guru tersebut juga mengapresiasi terselenggaranya workshop karena momennya tepat, menjelang awal semester genap. Harapannya pembelajaran bisa lebih siap, bermakna dan menyenangkan.

"Kegiatan workshop telah kita gelar pada Kamis, (23/12/2021) lalu," kata  Sugeng Muhari SPd Si, Kepala MTsN 3 Bantul, Sabtu (25/12/2021).

Workshop diikuti guru dengan narasumber pengawas sekolah madya Kantor Kementerian Agama Kulonprogo, Kalimah MA.

Sugeng menginginkan dengan dilaksanakannya workshop guru tidak gamang menyiapkan perangkat pembelajaran sesuai kaidah dan memenuhi syarat sesuai regulasi. “Meski akreditasi masih 2023, dengan siap lebih dini sejak 2022 akan lebih maksimal hasilnya,” harapnya.

Dalam kesempatan itu Kalimah menyampaikan tentang komponen perangkat pembelajaran meliputi program tahunan, program semester, silabus, RPP, daftar buku pegangan, lembar tugas penugasan terstruktur dan legiatan mandiri siswa, handout (di dalam atau di luar RPP), alat evaluasi (kisi-kisi dan soal), buku nilai (lengkap).

Selain itu, juga hasil kegiatan PKB di MGMP tentang kompetensi sikap spiritual siswa atau penguatan pendidikan karakter dan aaalisis buku guru dan buku siswa, rancangan dan hasil penilaian sikap spiritual dan sosial (jurnal, dokumen observasi, PD,PAT), dokumen hasil tugas (PT dan KM), dokumen pengembangan profesi guru berupa PTK dan nilai PKG,  presensi siswa, jurnal/agenda guru, instrumen/rubrik penilaian otentik, catatan hambatan belajar, program remedial, pengayaan dan perbaikan prosess pembelajaran, dan TL hasil penilaian (pelaksanaan remedial dan pengayaan).

Silabus harus ada sembilan komponen meliputi identitas mata pelajaran, identitas madrasah, KI 1 sampai 4,  KD, materi pokok, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu dan sumber.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) minimal 12 komponen yakni identitas madrasah, kelas/semester, materi pokok,  alokasi waktu,  tujuan pembelajaran, KD dan IPK, materi pembelajaran, metode (metode, model dan pendekatan),  media, sumber belajar, langkah pembelajaran dan penilaian jasil pembelajaran.

“Jadi apakah akan memilih RPP yang selembar atau berlembar-lembar dipersilakan saja, asal komponennya terpenuhi,” tandas Kalimah.

Pada akhir workshop dilakukan tanya jawab seputar perangkat pembelajaran dan diakhiri rencana tindak lanjut berupa penugasan.

Di sela-sela workshop, guru seni budaya MTsN 3 Bantul Drs Sutanto menyampaikan cenderamata bukunya berjudul Rinonce Sekar Melati kepada narasumber dan madrasah. (*)