Perwira TNI dan Polri Kuliah S3 Ilmu Pertanian Unsoed Kelas Mitra Strategis
Saya memilih Unsoed karena semangat Panglima Besar Jenderal Soedirman.
KORANBERNAS.ID, PURWOKERTO -- Program Studi (Prodi) S3 atau Program Doktor Ilmu Pertanian Fakultas Pertanian-Pascasarjana Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto diminati pejabat dan perwira TNI dan Polri.
Pada tahun akademik 2024/2025, prodi ini menerima 20 mahasiswa baru, 13 di antaranya dari kelas Mitra Strategis dan 7 lainnya dari kelas internal yang sebagian besar dosen Unsoed maupun perguruan tinggi di luar Unsoed.
Para mahasiswa baru S3 Ilmu Pertanian tersebut telah aktif dan bersemangat mengikuti perkuliahan secara daring sejak awal Agustus 2024. Pada Sabtu (26/10/2024) mereka mengadakan pertemuan dengan para pengelola dari Fakultas Pertanian Unsoed dan Pascasarjana Unsoed, di Ruang Cempaka Lantai 2 Gedung Pascasarjana Unsoed.
Hadir pada pertemuan itu Direktur Pascasarjana Prof Dr rer nat Imam Widhiono MS, Dekan Fakultas Pertanian Prof Dr Ir Sakhidin MP, Koordinator Prodi S3 Ilmu Pertanian Prof Dr Ir Tamad M Si dan sejumlah dosen S3 Ilmu Pertanian Unsoed. Bertindak sebagai moderator, Prof Dr Adi Iman Sulaiman SIP M Si.
Mahasiswa mitra strategis S3 Ilmu Pertanian Unsoed foto bersama di Gedung Pascasarjana Unsoed. (prasetiyo/koranbernas.id)
Prof Imam Widhiono mengucapkan terima kasih kepada Prof Adhi Iman Sulaiman yang telah mempromosikan dan mengajak para mahasiswa dari kelas mitra strategis untuk kuliah di S3 Ilmu Pertanian Unsoed.
“Untuk diketahui, pada tahun akademik 2024/2025 ini, S-3 Ilmu Pertanian menerima 20 mahasiswa baru, terbagi dua kelas. Yakni kelas mitra strategis yang kebanyakan dari perwira TNI dan Polri, dan kelas internal yang sebagian besar dosen di lingkungan Unsoed maupun perguruan tinggi di luar Unsoed,” ujar Prof Imam.
Para perwira TNI AD, AU, dan Polri itu tertarik kuliah di S3 Ilmu Pertanian Unsoed bermula saat mereka mengikuti Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXVI Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) di Jakarta Pusat, Januari-Agustus 2024. Ikut serta dalam PPRA Lemhannas RI itu guru besar ilmu komunikasi pembangunan Unsoed Prof Adhi Iman Sulaiman.
Prof Adhi Iman mengemukakan, untuk mewujudkan ekonomi hijau (Green Economy) yang menjadi potensi modal kekuatan ekonomi bangsa Indonesia sebagai negara agraris membutuhkan ketahanan pangan. “Ketahanan pangan harus disertai kemandirian dan kedaulatan pangan yang membutuhkan dukungan peran serta TNI dan Polri,” ujarnya.
Dari kiri, Prof Tamad, Mayjen TNI Fulad, Prof Imam Widhiono dan Prof Sakhidin. (prasetiyo/koranbernas.id)
Para perwira TNI dan Polri tertarik kuliah di S3 Ilmu Pertanian Unsoed tak lepas dari jalinan kerja sama antara TNI dan Kementerian Pertanian, yang berperan serta mendukung ketahanan pangan. TNI tidak hanya bergerak di bidang pertahanan dan keamanan saja, namun juga ikut bertanggung jawab mendukung ketahanan pangan dan memajukan pertanian di Indonesia sebagai negara agraris.
Bermula dari Mayor Jenderal TNI Fulad S Sos M Si, tenaga ahli pengajar bidang Ideologi Lemhanas yang terlebih dulu mendaftar S3 Ilmu Pertanian di Unsoed, akhirnya para alumni PPRA Angkatan LXVI Lemhannas RI merasa termotivasi mengikuti jejaknya.
Mereka di antaranya Marsma TNI AU Jajang Setiawan SM M Han PSC(J), Brigjen Hery Ismailliya SE M Si, Kolonel Blasius Popylus SIP MHI, Kombes Hendra Rochmawan SIK MH dan Kolonel Nugroho Imam Santoso SE MM.
Kemudian, Kolonel Inf Arfin Dahlan SIP M Han, Kolonel Mochamad Arief Hidayat S Sos MM, Kolonel Muhamad Jamaludin Malik SIP MM, Kolonel Arie Tri Hedhianto SIP MHI, Kolonel Inf Teddy Arifianto SIP MM M Han, Kolonel Budi Susilo SE M Han MM dan dari BSSN Anton Martin SE MH.
Suasana pertemuan mahasiswa mitra strategis S3 Ilmu Pertanian Unsoed dengan para dosen S3 Fakultas Pertanian-Pascasarjana Unsoed. (prasetiyo/koranbernas.id)
“Motivasi saya mengikuti S3 Ilmu Pertanian Unsoed, karena kuliah di Unsoed menjadi cita-cita lama sejak remaja, kemudian dibesarkan dengan bertani dan setelah pensiun, ingin menjadi petani, karena orang tua saya dulu juga petani. Sekarang saya ingin menjadi petani yang punya ilmu lebih, agar bisa berkontribusi mendukung ketahanan pangan nasional,” ujar Mayjen Fulad, pria asal Desa Pondokgebangsari Kecamatan Kuwarasan Kabupaten Kebumen saat memperkenalkan dirinya.
Motivasi lainnya, lanjut Fulad, memberi contoh dan motivasi kepada yang muda-muda untuk terus semangat belajar. “Dan saya memilih Unsoed, karena semangat Panglima Besar Jenderal Soedirman,” ujar Mayjen Fulad yang pernah menjabat Sekretaris Militer di Dewan Keamanan PBB ini.
Setelah Mayjen Fulad, seluruh mahasiswa S3 Ilmu Pertanian Unsoed satu per satu memperkenalkan dirinya masing-masing. Demikian juga para dosen yang akan membimbing disertasi para mahasiswa, ikut memperkenalkan diri.
Dekan Fakultas Pertanian Prof Sakhidin merasa bangga bisa menjalin kerja sama dengan mahasiswa mitra strategis dari TNI dan Polri . “Pesan saya, ketika sudah lulus menjadi alumni nanti, jangan lupa memberikan kontribusi buat kemajuan kampus Unsoed. Misalnya menjadi dosen tamu dan bekerja sama dalam kajian riset juga pengabdian masyarakat,” pesan Prof Sakhidin.
Pilihan tepat
Koordinator S3 Ilmu Pertanian Prof Ir Tamad menambahkan, Fakultas Pertanian Unsoed adalah fakultas paling awal sejak Unsoed berdiri tahun 1963. Fakultas ini banyak memiliki dosen-dosen profesional bergelar guru besar yang sudah berpengalaman di bidangnya masing-masing. Studi lanjut para mahasiswa mitra strategis dari TNI dan Polri ini adalah pilihan tepat.
Dia melanjutkan, dalam kuliah dan menyusun tugas akhir berupa disertasi nanti, para mahasiswa mitra strategis menyesuaikan dengan minat serta kasus yang relevan dengan dunia kerjanya masing-masing. “Hasil disertasi itu nanti diharapkan dapat menjadi solusi untuk mendukung kebijakan ketahanan pangan nasional,” harapnya. (*)