Kunjungi Yogyakarta, DPRD Jateng Berharap Dapat Mengadopsi Manajemen Lalu Lintas yang Humanis
KORANBERNAS.ID, SEMARANG -- DPRD Jawa Tengah (Jateng) berharap segera dapat mengadopsi operasional kerja Intellegence Transportation System (ITS) dalam Pengendalian Manajemen Rekayasa Lalu Lintas Kawasan yang dikembangkan Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta.
Wakil Ketua Komisi D DPRD Jateng, Hadi Santosa, mengungkapkan ketertarikan ITS tersebut ketika pihaknya melakukan kunjungan kerja ke Dinas Perhubungan Yogjakarta, akhir pekan lalu.
“Dewan berkesempatan berkunjung ke Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta untuk mengetahui cara kerja sistem rekayasa,” kata Hadi Santosa di ruang kerjanya, Senin (17/4/2023).
Menurutnya, sistem informasi teknologi yang dikembangkan Pemkot Yogyakarta itu berupa manajemen rekayasa lalu lintas dalam pengelolaan kepariwisataan. Diharapkan sistem manajemen tersebut bisa diadopsi oleh Jateng.
“Macet menjadi salah satu alasan pariwisata di Jateng menjadi sepi. Masyarakat malas mengunjungi, maka kami ingin mencoba mengubah Jateng supaya menjadi pusat pariwisata,” ucapnya.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta Agus Arif Nugroho yang menerima Komisi D DPRD Jateng dalam kunjungan kerja tersebut, menyatakan pihaknya masih banyak belajar tentang pengelolaan lalu lintas dan infrastruktur di Kota Yogyakarta.
Tidak dipungkiri kemacetan membayangi pengembangan wilayah di daerah perkotaan. Pihaknya berupaya menyusun manajemen kelalulintasan yang humanis, mengingat Kota Yogyakarta menjadi salah satu destinasi wisata.
Macet ini tidak serta merta menjadi tanggung jawab Dishub seutuhnya. Ada beberapa faktor, salah satunya quality tourism. Rata-rata para pelancong membawa kendaraan pribadi. Disisi lain moda transportasi BRT juga sudah disiapkan.
Kunjungan kerja Komisi D DPRD Jateng ke Dishub Yogyakarta. (istimewa/dokumentasi Humas DPRD Jateng)
“Mari persoalan lalin ini kita atasi bersama, masyarakat harus bisa menyadari bahwa mereka juga menjadi salah satu faktor kemacetan ini. Pemerintah Pusat juga harus memperhatikan keadaan ini,” ucapnya.
Usaha yang telah diambil dalam dua tahun ini, melakukan kajian tol untuk masuk Jogja. Dari kajian tersebut, Dishub membuat rencana yang terukur, yaitu bus besar dan truk angkutan tidak bisa masuk ke jantung kota.
“Banyak kerugian yang akan terjadi, bisa saja turis banyak meninggalkan Jogja karena macet, para pekerja, akademisi pun juga terpengaruh, masuk kerja pagi, pulang malam karena macet,” ucapnya.
Transportasi umum yang ditawarkan untuk dipakai yaitu kereta cepat juga akan beroperasi di Jogja untuk mengurangi kemacetan. Saat ini yang lakukan dan sediakan yaitu angkutan tradisional tempat parkir sudah terpusat juga di daerah timur Kota Yogyakarta. (adv/anf)