Kunci Hadapi Bencana, Jangan Panik!

Kunci Hadapi Bencana, Jangan Panik!

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Kabupaten Bantul merupakan daerah dengan potensi ancaman bencana yang tinggi. Mulai gempa bumi, tsunami, kebakaran, angin ribut, banjir, tanah longsor dan beragam ancaman bencana lainya.

Salah satu kunci untuk menghadapi bencana tadi adalah bersikap tenang,tidak panik.

"Sebab dengan tidak panik,kita akan mampu berpikir jernih. Langkah apa yang harus diambil," kata Sigit Pujiantoro dari tim pemadam kebakaran (Damkar) BPBD Bantul saat menjadi narasumber simulasi menghadapi kebakaran di Jogoragan,Kalurahan Banguntapan, Bantul, Sabtu (29/1/2021) sore.

Acara yang digelar oleh alumni Emerging Leaders Academy (ELA) Isti Sri Rahayu tersebut dihadiri Lurah Banguntapan Basirudin, dukuh Jogoragan Joko Danang dan puluhan ibu rumah tangga warga setempat.

Sigit menyontohkan saat terjadi kebakaran di wajan saat masak di dapur. Biasanya karena panik akan langsung menyiram pakai air. Yang ada api justru menyebar dan membesar karena sifat air dan api tidak bisa menyatu.

Maka cara yang benar adalah dengan menutup menggunakan kain lebar yang dibasahi air. Langkahnya sebagian kain di lipatkan ke tangan agar tidak terkena api dan kemudian kain tersebut dikrukup ke wajan dengan cara membelakangi lidah api. Juga jangan dilempar karena api bisa membesar.

"Jadi harus dilihat arah lidah apinya kemana," katanya. Selain itu ketika yang muncul api dari ujung tabung maka yang dilakukan adalah dengan cara mencabut regulatornya. Juga dengan cara membelakangi lidah apinya. Jika dicabut regulator maka api akan mati.

Dalam kesempatan tersebut dilakukan praktek oleh peserta pelatihan. Kendati terlihat agak takut, namun ibu-ibu tersebut mampu memadamkan api dengan cara yang benar.

"Saya ucapkan terimakasih kepada BPBD Bantul,Damkar dan Mbak Isti atas pelatihan yang diberikan," kata Lurah Basirudin.

Pelatihan ini dinilai sangat bermanfaat. Mengingat kaum ibu yang setiap harinya selalu berjibaku di dapur. Isti sendiri mengatakan jika dirinya menyelenggarakan simulasi kebencanaan di empat wilayah kapanewon yakni Kapanewon Banguntapan, Piyungan, Imogiri dan Dlingo.

"Pelatihan saya khususkan bagi perempuan," kata Isti yang merupakan kader Partai Gerindra tersebut.

Dirinya sengaja memilih pelatihan dengan sasaran perempuan mengingat dalam berbagai kejadian bencana,perempuan sering menjadi korban.

“Maka mereka kita bekali dengan pengetahun dan praktek langsung. Nantinya saya harapkan ilmu itu akan ditularkan kepada perempuan lain misal dalam pertemuan arisan, PKK atau pertemuan lainnya. Dengan demikian terbentuk perempuan tangguh bencana di Kabupaten Bantul dan menghindari jatuhnya korban," tandasnya. (*)