Tidak Ada Anggaran Bantuan Pangan untuk Pasien
KORANBERNAS.ID, KEBUMEN – Pada saat tidak ada anggaran bantuan pangan untuk pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Kebumen, jumlah kasus terkonfirmasi terus bertambah. Satuan tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kebumen, Jumat ( 27/11/2020), menerima hasil tes PCR 375 swab. Sebanyak 172 hasilnya terkonfirmasi positif, selebihnya 293 negatif.
Ketua Bidang Informasi Publik Satgas Penanganan Covid-19 Kebumen, Cokro Aminoto, kepada wartawan, Jumat (27/11/2020), menjelaskan pasien terkonfirmasi baru itu pernah kontak atau kontak erat dengan pasien terkonfirmasi sebelumnya.
Satgas melakukan penelusuran kontak pasien terkonfirmasi sebelumnya. Mereka yang pernah kontak dilakukan swab massal.
Akumulasi jumlah pasien terkonfirmasi mencapai 2.363 orang. Pasien sembuh mencapai 1.421 orang. Sedangkan pasien meninggal 65 orang. “Pasien yang menjalani isolasi 681 orang, sebagian besar tanpa gejala,” kata Cokro Aminoto.
Bupati Kebumen sekaligus Ketua Satgas Penanganan Covid-19, KH Yazid Mahfudz, kepada koranbernas.id, Kamis (26/11/2020), menyatakan benar sekarang tidak ada anggaran untuk bantuan pangan kepada pasien yang menjalani isolasi mandiri.
Bantuan pangan bisa diberikan kepada mereka yang menjalani isolasi terpusat dalam jumlah besar. Bantuan pangan dicukupi dari dapur umum yang dioperasikan satgas.
Satgas, menurut Yazid, mengambil jalan keluar memanfaatkan dana Corporate Social Responsibility (CSR) BUMN, BUMD dan pengusaha swasta. Kepada masyarakat di sekitar pasien yang isolasi diharapkan kepedulian bergotong royong membantu pangan.
Yazid meminta masyarakat menaati protokol kesehatan yaitu memakai masker, menjaga jarak, tidak berkerumun serta mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun.
Kepala UPT Puskesmas Karanganyar dr H Agus Sapariyanto mengkhawatirkan tidak adanya bantuan pangan untuk pasien yang isolasi mandiri bisa berakibat kegagalan isolasi.
Menurut dia, tidak semua pasien isolasi memiliki persediaan pangan yang cukup untuk waktu 14 hari. “Tukang becak butuh bantuan pangan jika tidak dibantu bisa saja mereka keluar rumah mencari nafkah,” kata Agus. (*)