KPU Bantul Coklit di Kediaman Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir

Jangan memilih karena faktor yang kembang-kembang seperti ganteng atau cantik tapi pilihlah yang mempunyai reputasi baik.

KPU Bantul Coklit di Kediaman Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir
KPU Bantul coklit di kediaman Prof Haedar Nashir. (sariyati wijaya/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bantul melaksanakan Coklit (Pencocokan dan Penelitian) terhadap tokoh nasional Prof Dr KH Haedar Nashir dalam rangka rangkaian pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Bantul Tahun 2024.

Coklit dilaksanakan di kediaman Haedar Nashir, Dusun Gatak RT 04 Kalurahan Tamantirto Kasihan Bantul, Senin (22/7/2024) sore. Ketua Umum (Ketum) PP Muhammadiyah ini terdaftar di TPS 5 Tamantirto.

Tampak hadir Ketua KPU DIY Ahmad Shidqi M Hum, Wuri Rahmawati MSi (Komisioner KPU Kadiv SDM, Parmas dan Sosdiklih), Dewi Nurhasanah MA (Komisioner Bawaslu Kabupaten Bantul Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat dan Hubungan Masyarakat), Tri Rejeki (Pantarlih TPS 05 Tamantirto), PPK Kasihan, Panwaslucam Kasihan serta PKD Tamantirto.

Haidar Nashir menerangkan di kediamannya terdapat tiga kepala keluarga (KK), karena ada kepentingan pekerjaan sehingga KK dipisah.  Setiap KK yang sudah memiliki hak pilih dua orang yakni suami istri.

"Kalau yang lain masih anak-anak jadi yang memiliki hak pilih di rumah saya ini ada enam orang yang terbagi dalam tiga kepala keluarga," katanya.

Pemasangan stiker sebagai tanda sudah di-coklit. (sariyati wijaya/koranbernas.id)

"Kami mengucapkan terima kasih kepada kawan-kawan yang bersedia ke sini, untuk secara resmi pencocokan datanya lengkap sesuai dengan sasaran. Tidak ada data ilegal. Jumlah yang menggunakan hak pilih di sini ada enam, yang kecil dua orang belum boleh memilih," tambahnya.

Haedar menyampaikan kepada semua pihak  untuk percaya pada kinerja KPU dari tingkat pusat serta Bawaslu di seluruh Indonesia bahkan di luar negeri, terkhusus di DIY yang dinilai menjalankan sebaik-baiknya dengan asas jurdil dan bermartabat.

"Ini merupakan sebuah amanat rakyat dan juga amanat tugas sebagai negara demokrasi. Apabila ada masalah bisa diselesaikan sesuai administrasi dengan cara terbuka," kata Haedar.

Kepada para kontestan yang sudah memasang wajah di sudut kota, Haedar berharap siapa pun yang terdaftar secara resmi agar mampu  mengurus daerah dengan sebaik-baiknya bukan semata-mata mencari kekuasaan atau kursi.

Apabila hanya mencari kekuasaan semata, apabila tidak terpilih jangan sampai ke depannya mencari-cari masalah kepada pemerintahan yang berjalan.

Mencari materi

"Jadi keliru apabila jadi pemimpin hanya untuk mencari materi. Calon harus telah selesai dengan dirinya sendiri terlebih dahulu. Karena apabila tidak begitu yang dipertaruhkan adalah masyarakat," tandas Haedar Nashir.

Dia menghimbau masyarakat dan warga Muhammadiyah menggunakan hak pilih sebaik-baiknya dan jangan golput. “Golput itu tidak baik. Seberat apapun kita harus belajar demokrasi sehingga nanti kerja keras KPU Bawaslu itu ada imbalannya untuk kemaslahatan semua," lanjutnya.

Selain itu, juga jangan sampai menjadi pemilih asal coblos saja. “Maka kalau memilih harus lebih seksama dan jangan memilih karena faktor yang kembang-kembang seperti ganteng atau cantik tapi pilihlah yang mempunyai reputasi baik. Kapan lagi kita memperbaiki tingkat bangsa yang maju apabila warga tidak mau belajar cerdas," katanya. (*)