Konsumsi Hasil Pertanian Organik Masih Rendah

Konsumsi Hasil Pertanian Organik Masih Rendah

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Kesadaran akan pentingnya kesehatan meningkat namun konsumsi makanan organik masyarakat Indonesia masih rendah. Bahkan hingga saat ini masih di bawah 1 persen dari total konsumsi masyarakat.

“(Konsumsi beras organik) Masih kecil, mungkin sekitar 0,5 persen, belum ada 1 persen," ujar Betty Nurbaiti, salah seorang pelaku UKM produsen beras organik Wellfarm, di sela-sela workshop Sibakul Local Fest di Stadion Kridosono, Sabtu (10/12/2022).

Padahal Indonesia merupakan negara agraris. Perlu kesadaran untuk mengubah kebiasaan bertani dari sintetis beralih pertanian organik.

Menurut dia, pengembangan pertanian organik lokal bahkan bisa menjadi salah satu cara mengantisipasi krisis pangan yang diprediksi akan terjadi. Ketahanan pangan nasional akan terjaga karena pertanian organik bisa memenuhi kebutuhan masyarakat.

Saat ini dalam sebulan produksi beras organik di DIY sekitar 200 ton. Untuk mendukung ketahanan pangan maka jumlah petani yang secara khusus menanam padi organik perlu terus ditambah.

Apalagi Berdasarkan data Pemda DIY konsumsi beras di provinsi ini mencapai 670.000 ton per tahun. Sedangkan produksi pertanian mampu menghasilkan beras sekitar 870.000 ton.

DIY, menurut dia, sebenarnya mulai mengembangkan beras organik yang dilakukan pelaku UMKM binaan. Dengan penambahan jumlah petani organik diharapkan akan semakin banyak produk pertanian organik bisa dikembangkan.

"Kami saat ini memiliki mitra sebanyak 5.000 petani yang berada di wilayah DIY serta beberapa di antaranya Jawa Tengah. Petani-petani ini menggunakan cara tradisional sehingga bebas dari pupuk kimia," jelasnya.

Betty berharap pemerintah maupun BUMN memberikan dukungan agar pasar beras organik asal DIY masuk pasar internasional. Untuk mengakses pembeli dari luar negeri memang tidak mudah, butuh peran pemerintah untuk business matching.

“Kami butuh pendampingan untuk menyasar market luar negeri, kami yakin pasarnya lebih banyak karena kesadaran penggunaan organik di luar negeri sangat tinggi. Hanya kami terkendala untuk mendatangkan buyer,” paparnya.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY Srie Nurkyatsiwi menegaskan pemerintah siap memberikan pendampingan bagi pelaku UMKM agar naik kelas dan melakukan ekspor.

Salah satu yang harus ditekankan adalah kontinuitas produksi. Kuantitas dan kualitas harus dapat dijaga dan dipertahankan.

“Kami melakukan kerja sama dengan komunitas atau perusahaan besar untuk membantu pelaku UMKM. Sibakul Local Fest ini menjadi bagian dari upaya kami agar produk UMKM dilirik buyer,” tandasnya. (*)