Komunitas Jelajah Motorhome Club Mengisi Kuliah Umum di UMY
Pernah saya bertemu sepasang dokter melakukan perjalanan ke Laos dengan motor.
KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Diplomasi tak lagi hanya dilakukan melalui jalur formal pemerintahan. Pratito Soeharyo, mantan Duta Besar Indonesia untuk Laos (2018-2023) mengungkapkan, diplomasi juga bisa dijalankan melalui hubungan antar-masyarakat atau people to people diplomacy. Salah satu metode yang dianggap efektif adalah bergabung dalam komunitas jelajah lintas wilayah atau overlanding.
Saat mengisi kuliah umum di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Pratito menjelaskan komunitas jelajah dengan kendaraan offroad mampu menjangkau lapisan masyarakat yang jarang terjamah pemerintah. Mereka juga dapat menjalin interaksi lebih dekat dengan masyarakat setempat.
"Dengan melakukan perjalanan ke berbagai wilayah terjadi pertemuan bersama masyarakat dengan latar belakang beragam. Ini memicu pertukaran informasi, budaya serta menguatkan relasi," ujar Pratito, Jumat (14/6/2024).
Praktik diplomasi melalui komunitas jelajah telah dilakukan Pratito bersama Indonesia Motorhome Club. Baru-baru ini, mereka melakukan overlanding ke Timor Leste dan diterima Presiden Jose Ramos-Horta untuk mempromosikan wisata di negaranya. Fenomena ini dinilai Pratito sebagai bentuk soft diplomacy yang patut dikembangkan.
Terbukti efektif
"Saya punya motto, apapun bentuk diplomasi dapat dilakukan melalui kegiatan komunitas jelajah. Hal ini terbukti efektif dan sangat mungkin dilakukan," ungkapnya.
Mantan diplomat top Indonesia itu bahkan mengimbau generasi muda untuk lebih sering bepergian guna berinteraksi dengan masyarakat dari berbagai daerah. Masyarakat merupakan aktor non-negara yang berperan dalam proses diplomasi.
"Pernah saya bertemu sepasang dokter melakukan perjalanan ke Laos dengan motor untuk membantu mengobati pasien di rumah sakit lokal yang kekurangan dokter spesialis," kenangnya.
Pratito berharap pendekatan diplomasi jelajah dapat membuka mata dunia internasional terhadap Indonesia dari segi budaya, pariwisata, hingga pertukaran informasi. Sebuah metode baru yang lebih dekat dengan masyarakat dalam menjalin hubungan antarbangsa. (*)