Kisah Khusni 13 Tahun Menderita Hidrosefalus, Orang Tuanya Buruh Tani

Kisah Khusni 13 Tahun Menderita Hidrosefalus, Orang Tuanya Buruh Tani

KORANBERNAS.ID, GUNUNGKIDUL – Ujian dari Allah SWT untuk bersabar dan tabah dialami Ny Sumirah (49). Warga yang tinggal di pelosok Desa Tanjung Kecamatan Paliyan Gunungkidul ini anak bungsunya menderita hidrosefalus sejak lahir.

Penyakit yang diakibatkan karena tumpukan cairan di dalam rongga otak itu mengakibatkan diameter kepala anaknya membesar.

Sumirah hidup dari keluarga prasejahtera dengan profesi buruh tani. Suaminya seorang buruh bangunan. Namun, dia tetap terlihat tegar membesarkan anak bungsunya, menyuapi makanan dan sesekali mengajak anaknya berobat ketika memiliki biaya.

Khusni namanya, anak bungsu Sumirah yang kini berusia 13 tahun, hanya bisa duduk di kursi roda. Dia hanya bisa makan makanan yang dihaluskan yang dibantu disuapi oleh ibunya atau kakaknya ketika sepulang sekolah.

Kondisi terkini, kaki Khusni tidak bisa digerakkan, begitu juga tangannya hanya bisa digerakkan sedikit saja. “Matanya hanya bisa melihat menerawang namun tak bisa fokus. Untuk berbicara anak seusianya masih belum bagitu jelas,” ungkap Rere, tim Aksi Cepat Tanggal (ACT) DIY saat berkunjung di rumahnya, Senin (28/12/2020).

Sumirah ingin sekali melihat anaknya di kemudian hari bisa sembuh dan dapat bermain dengan teman-teman sebayanya, serta bisa bersekolah. Tapi apa daya, kondisi anak bungsunya kini hanya bisa berbaring dan duduk di kursi roda.

“Dulu pernah ditawarkan dokter untuk operasi, namun karena terkendala biaya operasi sekitar Rp 65 juta jadi saya tidak mampu,” ungkap Sumirah.

Akhirnya Sumirah terpaksa mengurungkan niat untuk operasi anaknya dan membawa pulang anaknya untuk dirawat sendiri di rumah.

Bahkan saking sulitnya, dia kadang harus menjual sapi milik mertuanya untuk keperluan periksa dan berobat Khusni ke klinik terdekat.

Para tetangga serta Karang Taruna Desa setempat sesekali turut membantu keluarga Sumirah dengan membawakan bantuan sembako untuk kebutuhan sehari-hari.

Dalam kesempatan tersebut ACT DIY memberikan bantuan untuk Sumirah sekeluarga serta mendoakan agar Khusni segera sembuh dari sakit.

“Bantuan pokok berupa pangan (sembako), popok bayi, serta uluran kepedulian untuk berobat sangat dibutuhkan,” ungkap Nopal, relawan ACT DIY. (*)