Ahli Kesehatan dari Berbagai Negara Bahas Perubahan Pandemi Covid Jadi Endemi

Ahli Kesehatan dari Berbagai Negara Bahas Perubahan Pandemi Covid Jadi Endemi

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Sejumlah ahli kesehatan dari berbagai negara mengadakan pertemuan yang diselenggarakan Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kemenkes Yogyakarta. Pada kegiatan yang berlangsung dua hari, Kamis dan Jumat (24-25/9/2021) kali ini, antara lain dibahas perubahan status pandemi Covid-19 menjadi endemi.

The 8th International Conference on Health Sciences (ICHS) 2021 yang dipusatkan di Easparc Hotel Yogyakarta itu juga diikuti perwakilan organisasi kesehatan dunia (WHO). Adapun temanya adalah Healthy City: Answer for The Future Pandemic. Rangkaian acara ICHS 2021 antara lain Parade Doktor dan Webinar, Coaching Clinic/Workshop serta acara utama konferensi internasional.

“Dalam pertemuan ini, kami menghadirkan ilmuwan-ilmuwan hebat yang berkualifikasi untuk berbagi ilmu dan pengalaman di bidang ilmu kesehatan seperti kebidanan, keperawatan, kesehatan gigi, kesehatan lingkungan, analis kesehatan, gizi, dan kesehatan masyarakat,” ungkap Joko Susilo SKM M Kes, Direktur Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, kepada wartawan di sela-sela acara.

Adapun narasumber dari luar negeri di antaranya Dr Tara M Kessaram - Healthier Population/Non-Communicable Disease Team Leader -  WHO Indonesia.

Kemudian, Dicky Budiman Ph D (Griffith University Australia), Prof Anne Peeters (Deakin Univ-Australia), Assoc Prof Serap EA (Ataturk Univ-Turkey), Prof Marzuki bin Isahak (The Academy of Occupational and Environmental Medicine-Malaysia), Prof Diane CM (University of Rhode Island-USA), Jackie SR (International Federation of Nurse Anesthetist-USA), Prof Armah Binti Tengah (Politeknik Brunei).

Sedangkan pembicara dari dalam negeri di antaranya Menteri Kesehatan, kemudian Prof Wikan Sakarinto selaku Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud/Directorate General of Vocational Higher Education), Zaeni Dahlan MPH (PTGMI/Indonesian Oral Health Therapist Association), Dr Heni Puji Wahyuningsih (Poltekkes Kemenkes Yogyakarta), Dr Ni Luh Putu Eka Sudiwati dari Poltekkes Kemenkes Malang.

Seperti diberitakan, Presiden RI Joko Widodo sudah menyatakan untuk melakukan persiapan perubahan status pandemi Covid menjadi endemi.

Lebih jauh Joko Susilo menyampaikan, saat ini pemerintah sudah berinisiatif serta melakukan kajian untuk menurunkan status pandemi Covid-19 menjadi endemi. Ini sejalan dengan ICHS yang membahas persiapan Kota Sehat.

“Kota sehat merupakan salah satu strategi mempersiapkan masyarakat agar memiliki ketahanan menghadapi pandemi atau bencana yang dapat datang sewaktu-waktu. Sebagai negara dengan mobilitas dan jumlah penduduk yang cukup besar, Indonesia juga diharapkan mampu bertahan dan tanggap,” ungkapnya.

Jika pandemi Covid statusnya menjadi endemi, lanjut dia, maka kebijakan yang diambil pemerintah bersifat lokal, seperti halnya PPKM (Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) saat ini yang berlaku berbeda-beda setiap daerah.

“Bisa jadi nanti suatu wilayah tertentu sudah bersih dari Covid, maka kita genjot menjadi Kota Sehat. Demikian pula wilayah lain dengan PPKM level tiga  atau empat kita turunkan terus sehingga menjadi Kota Sehat,” kata Joko.

Keberhasilan status endemi yang dikuatkan dengan Kota Sehat, lanjut dia, tidak lepas dua hal. Pertama, perubahan mendasar perilaku sehat masyarakat.

Kedua, perubahan kebijakan pemerintah. “Yang utama adalah perilaku sehat, mulai dari pengetahuan, sikap termasuk praktik-praktik dalam kondisi sehat,” tambahnya.

Menjawab pertanyaan apakah konsepnya perlu diubah, Joko menyatakan apabila WHO dan pemerintah menetapkan situasi pandemi, berarti kebijakan di seluruh wilayah sama. “Nah, nanti kalau sudah endemi dan Kota Sehat bermunculan, mungkin PPKM level satu atau hijau itu sudah siap menjadi Kota Sehat,” jelasnya.

Selain mengingatkan saat ini Covid belum selesai, Joko juga menyatakan Kota Sehat butuh proses serta pendampingan termasuk ada kota yang dijadikan sebagai percontohan. “Orang dikatakan sehat tidak ujug-ujug langsung sehat. Sama dengan Kota Sehat, harus disiapkan,” paparnya.

Rangkaian kegiatan ICHS kali ini juga memperoleh dukungan sejumlah partner yaitu Poltekkes Kemenkes Ternate, Poltekkes Kemenkes Palu, Akademi Keperawatan YKY Yogyakarta, Poltekkes Kemenkes Palembang, Poltekkes Kemenkes Denpasar, Poltekkes Kemenkes Banjarmasin, Poltekkes Kemenkes Pangkal Pinang, Universitas Medika Suherman, Akademi Kesehatan Gigi Mataram. Sedangkan dari luar negeri St Paul University Philippines (SPUP). (*)