Kisah Bank Sampah yang Tak Jelas Nasibnya

Kisah Bank Sampah yang Tak Jelas Nasibnya

KORAN BERNAS.ID, KLATEN -- "Mas, ngobrol-ngobrolnya di sana saja, biar tidak bau. Di sini tidak enak karena baunya menyengat sekali. Ada tumpukan sampah di sana," kata Ahmad, salah seorang warga kepada koranbernas.id di sekitar bangunan bank sampah Desa Sabrang, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten, Senin (9/3/2020) siang.

Warga Desa Sabrang tersebut berada di lokasi karena ingin melihat-lihat tanaman di sawah yang lokasinya hanya beberapa meter saja dari bank sampah.

Meski bukan sebagai pengelola bank sampah namun bapak yang memiliki dua orang anak itu merasa terganggu akibat bau yang berasal dari tumpukan sampah itu. Apalagi ketika angin kencang, membuat baunya sampai kemana-mana.

"Tumben hari ini sampahnya numpuk. Biasanya ada petugas yang bakar-bakar sampah di sana," ujarnya.

Bank Sampah Desa Sabrang merupakan bantuan dari Pemkab Klaten melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Bantuan tahun 2010 tersebut meliputi bangunan, peralatan dan kendaraan operasional pengangkut sampah jenis sepeda motor roda tiga.

Bantuan itu sedianya bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dalam mengelola sampah warga di desa masing-masing. Adapun pengelolanya yakni kelompok swadaya masyarakat (KSM).

Dalam perjalanannya, bantuan itu tidak seperti yang diharapkan. Pengelolaannya hanya berjalan sementara saja. Selanjutnya tidak ada aktivitas di sana dan berhenti total. Atap banyak yang hilang diterjang angin kencang beberapa tahun lalu dan tidak ada upaya untuk memperbaiki.

Bahkan, mesin cacah sampah yang ada di sana juga ikut raib dari tempat asalnya. Padahal Pemerintah Desa Sabrang juga pernah mengalokasikan dana desanya beberapa tahun lalu untuk membangun atap pekarangan bank sampah.

Diperoleh informasi jika bantuan itu memang belum pernah diserahkan Dinas Lingkungan Hidup kepada Pemerintah Desa Sabrang. Informasi beberapa tokoh masyarakat Desa Sabrang menyebutkan, bank sampah itu pernah dikelola oleh KSM hanya beberapa bulan lamanya. Namun Dinas Lingkungan Hidup belum menyerahkannya ke Desa Sabrang.

"Idealnya, yang namanya bantuan, harus ada berita acara penyerahan. Lha ini tidak ada serah terima sehingga bantuan itu belum diserahkan sampai sekarang," terang seorang tokoh masyarakat setempat.

Kepala Desa Sabrang, Agus Sukardjito, ketika dikonfirmasi menjelaskan bank sampah berikut peralatannya hingga kini belum diserahkan ke desa. "Waktu itu saya belum menjabat. Tapi sampai sekarang memang belum ada penyerahannya ke desa," ujarnya.

Meski belum ada penyerahan, kata dia, Pemerintah Desa Sabrang pada tahun 2020 ini telah menganggarkan dana desa sebesar Rp 100 juta untuk pengelolaan sampah tersebut.

"Kami sudah menganggarkan tahun ini. Harapan kami, begitu ada penyerahan dari Dinas Lingkungan Hidup, bisa langsung kami action. Namun jika tetap tidak ada penyerahan, maka anggaran itu tidak bisa digunakan dan masuk Silpa," kata pensiunan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah itu. (eru)