Keuangan Syariah Menarik Minat Delegasi Filipina Mengunjungi Yogyakarta
Lembaga keuangan yang menggunakan asas riba hukumnya haram dan dilarang oleh Islam.
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Sebanyak 14 delegasi CARD MRI, sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat yang berorientasi pada pengentasan kemiskinan asal Filipina melakukan kunjungan studi tentang implementasi keuangan syariah.
Selama empat hari, 19 - 22 Agustus 2024, delegasi CARD MRI menaruh minat belajar tentang akad syariah mulai dari mudharabah, musyarakah, kafalah, murabahah dan takaful. Program ini merupakan kunjungan kedelapan, berkolaborasi juga dengan BMT Tamzis dan IMZ.
Mereka juga melakukan eduwisata ke Aloe Land yang merupakan program Social Enterprise berbasis desa wisata edukasi binaan Dompet Dhuafa Yogyakarta.
“Program ini merupakan kolaborasi lintas negara dalam rangka sosialisasi ekonomi syariah dan perluasan bisnis keuangan syariah di Asia Tenggara. Program Dompet Dhuafa Jogja dan BMT TAMZIS berhasil menjadi inspirasi serta mendorong inisiasi unit Bank CARD Syariah di Filipina,” ujar Muhammad Zahron, Head of Yogyakarta Region Dompet Dhuafa Yogyakarta, Sabtu (24/8/2024).
Kearifan lokal
Dia menyampaikan, Yogyakarta sebagai kota budaya, kota ramah lingkungan,dan kota dengan penuh kearifan lokal selalu dijaga oleh warganya sangat terbuka bagi siapa saja yang ingin belajar.
Selain itu Yogyakarta disebut juga sebagai kota penuh dengan kreativitas dan inspirasi. “Maka tidak heran saat Parni Hadi yang pada tahun 1993 menjadi direktur Republika terinspirasi untuk menggagas lembaga kemanusiaan Dompet Dhuafa,” ungkapnya.
Disebutkan, pada tahun 2006 Dompet Dhuafa membuka cabang di Yogyakarta. Ppembukaan cabang ini mengiringi bangkitnya Yogyakarta dari dampak gempa bumi berkekuatan 5,7 skala richter, bersama masyarakat Dompet Dhuafa membangun kembali rumah, sekolah, fasilitas umum serta membangun perekonomian, pendidikan, kesehatan, bahkan budaya kearifan lokalnya.
Zahron menambahkan, pada tahun 1994 Dompet Dhuafa memberikan modal awal bagi beberapa lembaga keuangan mikro syariah, salah satunya BMT Beringharjo.
Modal Rp 1 juta
Pemberian modal awal sebesar Rp 1 juta kini nilai aset yang dimiliki telah mencapai lebih dari Rp 200 miliar, sebuah pencapaian yang luar biasa dari kegigihan dalam mengoptimalkan dana zakat, infak, sedekah dan wakaf.
Jeffrey M Rondina selaku Executive Vice President Bank CARD Filipina menyampaikan perkembangan selama enam bulan beroperasi sejak membuka Cabang Syariah di manajemen perbankan mereka pada Januari 2024 telah menghasilkan pendapatan sebesar 11.000 USD.
“Manajemen dan direktur kami sangat kagum atas prestasi kinerja yang kami raih. Kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Dompet Dhuafa dan Tamzis atas dukungannya yang tiada henti membimbing kami menetapkan pedoman operasional pembiayaan syariah,” ujar Jefrey.
Pihaknya cukup beruntung karena regulator di negaranya sangat mendukung. “Kami hadir kembali di sini untuk memvalidasi implementasi operasi syariah kami di Filipina dan mempelajari hal-hal baru dan perkembangan baru mengenai Pembiayaan Syariah sesuai tema baru Tamzis “Ekonomi Syariah Mudah dan Berkah,” kata dia.
Masyarakat Filipina
Ketua KSPPS Tamzis Bina Utama, Saat Suharto, menyampaikan selamat atas berdirinya Bank CARD cabang Syariah di Filipina. “Semoga dengan berdirinya bank syariah ini dapat diterima oleh seluruh masyarakat Filipina,” kata dia.
Menurut Saat, lembaga keuangan yang menggunakan asas riba hukumnya haram dan dilarang oleh Islam. “Oleh sebab itu keluarga kami berinisiatif untuk mendirikan sebuah lembaga keuangan dengan asas syariah pada tahun 1992,” kata Saat yang juga Ketua KSPPS Tamzis Bina Utama itu.
Harapannya, ke depan unit Bank CARD Syariah terus berkembang dan mengembangkan cabang-cabang berikutnya sehingga pasar keuangan syariah akan terus meluas, nilai-nilai Islam semakin diterima serta diterapkan. (*)