Ketum Duta Petani Milenial Kementan Ungkap Jurus Jitu Meraih Sukses

Ketum Duta Petani Milenial Kementan Ungkap Jurus Jitu Meraih Sukses

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Ketua Umum (Ketum) Duta Petani Andalan/Duta Petani Milenial (DPA/DPM) Kementerian Pertanian (Kementan), Sandi Octa Susila, menyambangi Politeknik Pembagunan Pertanian (Polbangtan) Yogyakarta Magelang (YoMa). Kehadiran Sandi ini dalam rangka memberikan kuliah tamu kepada mahasiswa terkait kiat membangun bisnis ala milenial.

Bisnis Pertanian belakangan sangat erat kaitannya dengan milenial. Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam beberapa kesempatan selalu mengajak seluruh generasi muda terlibat pada kemajuan sektor pertanian mulai dari hulu hingga hilir.

Melalui peran aktif pemuda diharapkan peluang dan potensi pertanian Indonesia dapat digarap secara maksimal guna meningkatkan ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan petani.

"Saya hadir di sini mengajak para Milenial Polbangtan untuk melihat bahwa Indonesia negara terbesar keempat dunia dengan daratan yang luas yang bisa kita tanami. Ini belum optimal dan pertanian menjadi peluang bisnis yang sangat besar,” kata Mentan, beberapa waktu lalu.

Pada kesempatan berbeda, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, menegaskan pertanian tidak lagi berfokus untuk menjadi produsen pangan. Namun juga dapat menjadi sumber mata pencaharian yang menguntungkan bagi tenaga kerja sektor ini.

“Pertanian harus menjadi bisnis. Pertanian itu harus sustainable dan menarik. Pertanian tidak hanya memenuhi kebutuhan sendiri tetapi harus bisa menghasilkan uang,” kata Dedi Nursyamsi dalam keterangan tertulisnya, Rabu (13/7/2022).

Turut hadir, Direktur Polbangtan YoMa, Wakil Direktur I, dan Kepala Unit Penelitian dan Pengabdian Masayarakat (UPPM) yang berpesan kepada mahasiswa untuk dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya.

“Mengundang Kang Sandi ini sangat susah, jadwalnya sangat padat, oleh karena itu pada momen emas ini mari kita gunakan dengan sebaik-baiknya menggali ilmu dari beliau,” kata Hermawan, Kepala UPPM Polbangtan Yogyakarta Magelang.

Membuka kuliah umum, Sandi memaparkan langkah pertama yang harus dilakukan milenial adalah mengubah paradigma dari pertanian tradisional ke pertanian modern.

"Mindset petani itu kucel, tidak bonafid, tidak punya prospeks harus diubah. Tampilkan bahwa petani itu keren dan punya masa depan, dan itu dimulai dari kita sendiri," ungkap Sandi sebagai pemantik.

Langkah yang dapat menjadikan pertanian itu keren, menurut Sandi, salah satunya adalah dengan sentuhan teknologi. Bicara teknologi, internet of thing, adanya di milenial. Dan sekarang salah satu hal yang diwajibkan masuk ke pertanian yaitu transformasi digital.

Pemanfaatan teknologi yang tepat telah terbukti dapat mengefisiensikan sumberdaya, "Berkat teknologi kita bisa mengefisienkan sumber daya. Sepuluh tahun lalu apakah pernah terbayang berjualan nggak harus punya toko, punya usaha ojek atau taksi tanpa harus punya ratusan motor, mobil, dan garasi. Itulah kecanggihan teknologi, dan peluang itu yang harus ditangkap oleh kita semua," paparnya.

Jurus jitu membangun bisnis ala milenial lainnya yang dibeberkan Sandi yaitu bisnis harus berbasis ilmu, karena bisnis yang didasari keilmuan akan lebih kokoh dan berkelanjutan.

"Membangun manajemen bisnis yang berkelanjutan, harus based on scientific, kuasai ilmunya, kuasai data dan kemudian simpulkan. Setelah itu baru tetapkan segementasi, target pasar, posisi produk, create a superteam dan melek teknologi," rinci Sandi.

Kunci terakhir yang dibagikan oleh Sandi yaitu membangun bisnis dengan kolaborasi dan sistem yang sederhana Create a superteam and Simple system.

“Meskipun kita generasi milenial, tapi tidak dipungkuri kita masih butuh petani-petani senior. Oleh karena itu bangun kolaborasi dan sampaikan gagasan kita dengan sederhana kepada generasi-generasi di atas kita,” ujarnya.

Kesempatan Emas bertemu langsung sosok Sandi ini tidak dilewatkan mahasiswa Polbangtan Yogyakarta Magelang. Beberapa mahasiswa aktif berdiskusi dengan Sandi, salah satu pertanyaan yang diajukan yaitu bagaimana membangun motivasi dan menjaga psikologi milenial yang cenderung belum stabil.

Menurut Sandi untuk memulai usaha memang butuh motivasi dan mental yang kuat. “Awalnya lakukan sesuatu yang bisa anda lakukan, manfaatkan momentum dan berpikir kreatif. Karena Seorang pebisnis itu eksekutor bukan hanya inisiator,” jawab Sandi.

Pada akhir kegiatan Sandi mengajak seluruh Mahasiswa Polbangtan Yogyakarta Magelang sebagai Mahasiswa Sekolah Vokasi Kementan untuk tetap konsisten menjalani usaha di bidang pertanian, karena saat ini ada 270 juta jiwa yang di Indonesia yang bergantung pada pertanian. (*)