Harga Cabai Mahal, Kelompok Tani Wanita Budidaya secara Mandiri

Harga Cabai Mahal, Kelompok Tani Wanita Budidaya secara Mandiri

KORANBERNAS.ID,SLEMAN--Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo membuka Lomba Tanam Cabai Bupati Cup 2022 di Dusun Gamol, Balecatur, Gamping pada Selasa (5/7/2022). Dalam acara tersebut, Bupati turut didampingi oleh Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan, Suparmono.  Bupati Kustini meninjau langsung lahan cabai yang dikelola oleh Kelompok Tani Wanita Kenanga di lokasi tersebut.

Panewu Gamping, Sardjono menyampaikan apresiasi terhadap inisiatif yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sleman dalam menyelenggarakan Lomba Tanam Cabai. Menurutnya, kegiatan tersebut menjadi salah satu langkah nyata dalam meningkatkan kesejahteraan kelompok tani. 

Sardjono berharap, kegiatan ini dapat menjadi motivasi masyarakat dalam menanam, mengelola, hingga memasarkan cabai secara mandiri. Apalagi saat ini harga cabai masih mahal.

“Seperti yang kita tahu, industri pangan menjadi kebutuhan penting bagi masyarakat, hal ini bisa terlihat seperti saat pandemi kemarin. Sehingga dengan adanya Lomba Tanam Cabai ini semoga bisa memulihkan kembali perekonomian dan bisa menjadi motivasi masyarakat untuk memproduksi cabai khususnya di Kabupaten Sleman,” kata Sardjono.

Sementara Ketua Kelompok Tani Wanita Kenanga, Sumiyati melaporkan bahwa kelompoknya telah memulai proses penanaman cabai sejak 15 Maret lalu. Hingga saat ini, diketahui telah dilakukan panen sebanyak 8 kali dan menghasilkan 90 kg cabai. Selain penanaman cabai, masyarakat juga memanfaatkan lahan pertanian dengan budidaya bunga anggrek serta ikan.

“Dengan hasil ini, kami ingin melanjutkan budidaya tanam cabai secara berkelanjutan. Dan mohon bimbingan dari Ibu Bupati, Pak Panewu, Pak Lurah dan dinas terkait, sehingga kegiatan ini bisa terus menghasilkan manfaat yang baik,” kata Sumiyati.

Kustini menyampaikan apresiasi terhadap pencapaian Kelompok Tani Wanita Kenanga. Sebab cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Tingginya permintaan pasar sepanjang tahun merupakan sebuah peluang menguntungkan bagi para pelaku pertanian. 

Kustini meminta agar cabai juga dikelola dengan baik saat harga pasar mengalami penurunan. Dengan begitu, jumlah kerugian dapat diminimalisir.

“Monggo bersama, ketahanan pangan ini harus kita gerakan bersama. Tidak hanya cabai, tapi bisa dikembangkan untuk sektor lainnya, seperti sayuran. Semoga usaha kita bersama lewat Bupati Cup dapat membuahkan hasil yang baik. Ketika berhasil nanti mari kita kembangkan bersama, namun apabila gagal, mari kita terima sebagai sebuah tantangan untuk melahirkan inovasi baru. Dan nanti, pendampingan akan terus dilakukan bersama-sama,” tuturynya.Kustini juga memberikan masukan agar masyarakat dapat terus berkreasi untuk memanfatkan cabai. Seperti halnya saat harga cabai menurun, diharapkan masyarakat bisa mengelola cabai menjadi keripik maupun cabai bubuk. Dengan demikian, perekonomian masyarakat tetap berjalan dan kesejahteraan dapat terus meningkat. (*)