Ketika Para Pejabat di Kebumen Rame-rame Cukur Gundul

Ketika Para Pejabat di Kebumen Rame-rame Cukur Gundul

KORANBERNAS.ID, KEBUMEN — Suasana gazebo di bagian barat Alun-alun Kebumen yang biasanya digunakan untuk istirahat atau berteduh pengunjung, Kamis (11/6/2020) pagi berubah menjadi tempat cukur. Namun, siapa pun yang ingin bercukur pagi itu, tidak bisa seenaknya meminta model ptongan rambut tertentu. Semuanya harus seragam. Cukur gundul alias botak!

Tempat cukur botak dadakan dan berlangsung beberapa jam ini sengaja dibuka sekelompok pemuda yang berprofesi sebagai tukang pangkas rambut. Mereka menamai aksinya itu “Cukur Botak dalam Rangka Green Zona Covid-19. “

Aksi cukur gundul ini awalnya hanya “diminati” relawan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kebumen dan Pelaksana tugas Kalakhar BPBD Kebumen, Teguh Kristiyanto. Belakangan, Bupati Kebumen KH Yazid Mahfudz dan Ketua DPRD Kebumen Sarimun yang sedang menuju ke masjid Agung Kauman Kebumen, tertarik untuk mampir. Bahkan, dua pimpinan daerah itu rela ikut dicukur gundul.

Yazid dan Sarimun sebenarnya tidak pernah membiarkan rambut di kepalanya panjang. Paling panjang sekitar 4 cm. Sehingga ketika dicukur gundul, tidak terlalu banyak perbedaan.

Beberapa pejabat yang aktif di Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kebumen, akhirnya juga ikut cukur gundul. Seperti Direktur Rumah Sakit dr Soedirman Kebumen dr Widodo Suprihantoro MM, dan Humas gugus tugas, Kusbiyantoro SKM.Mkes.

“Saya biasa cukur dua pekan sekali. Sekarang tambah silir,“ kata Widodo kepada koranbernas.id.

Dokter yang keseharianya berambut tipis ini tentu tidak terlampau kaget ketika kepalanya botak. Tidak sampai sebulan, model rambutnya pasti akan kembali seperti semula: belah pinggir.

Berbeda dengan Kusbiyantoro. Ia awalnya ingin ikut cukur gundul, namun akhirnya ia minta disisakan rambutnya, meski tipis. Ulah Kusbiyantoro itu sempat diguyoni Kepala Dinas Kesehatan Kebumen, dr Dwi Budi Satrio MKes.

“Sudah memberi tahu bu Ana, mas Kus?,“ kata Budi Satrio.

Bu Ana yang dimaksud adalah Ana Ratnawati, isteri Kusbiyantoro.

“Sudah telepon sebelum dicukur,” jawab Kusbiyantoro sembari tersenyum. (eru)