Kasus Covid Melandai, Tapi Kematian Masih Tinggi

Kasus Covid Melandai, Tapi Kematian Masih Tinggi

KORANBERNAS.ID, SLEMAN--Jumlah kasus penularan Covid-19 di Kabupaten Sleman pada September 2021 ini terus melandai. Namun, masyarakat diminta tetap waspada dan mematuhi protokol kesehatan, karena tingkat kematian (case fatality rate) akibat Covid-19 di wilayah Sleman terhitung masih cukup tinggi.

“Selama satu setengah tahun pandemi Covid-19, total kasus di Kabupaten Sleman sebanyak 54.180. Dari jumlah tersebut, 51.391 orang telah dinyatakan sembuh,” kata Cahya Purnama, Kepala Dinas Kesehatan Sleman kepada wartawan di Pendopo Parasamya Pemkab Sleman, Selasa (28/9/2021).

Menurut Cahya, saat ini angka kesembuhan di wilayah Sleman mencapai 94,9 persen. Angka tersebut hampir sama dengan kesembuhan nasional, yakni di level 95 persen. Sedang angka kematian Covid-19 di Sleman ada 2.386 orang. Case fatality rate-nya 4,4 persen. “Tingkat kematian ini tinggi,” kata Cahya.

Cahya juga mengatakan, penambahan kasus Covid-19 belakangan ini memang sudah sangat landai. Bahkan angkanya terpaut satu digit jika dibanding penambahan kasus pada Juli lalu (17.808 kasus). Dan di September 2021 ini hanya 1.414 kasus.

Namun demikian, lanjut Cahya, pihaknya tetap meminta masyarakat mematuhi protokol kesehatan ketat. Sebab, tingkat kematian masih tinggi. Kepada masyarakat, terutama yang memiliki penyakit penyerta (komorbid) diminta segera mengikuti vaksinasi dan sering melakukan kontrol penyakitnya. Jika mengalami sakit dan gejala mengarah ke Covid-19 langsung ke rumah sakit agar segera mendapat perawatan.

“Jangan sampai menunggu kritis baru dibawa ke rumah sakit. Nanti angka kematian kita tidak turun-turun,” tutur Cahya.

Sedang Sekretaris Daerah (Sekda) Sleman, Harda Kiswaya berharap, meskipun angka kasus saat ini melandai, masyarakat tetap harus waspada dan terus menjaga protokol kesehatan. Mencuci tangan dengan sabun, memakai masker dan menjaga jarak.

Menurut Harda, dengan tetap menjaga dan mematuhi prokes, maka diharapkan Covid-19 segera hilang.

“Kasus terus melandai. Mudah-mudahan Covid-19 segera hilang sehingga masyarakat bisa bekerja dengan baik dan ekonomi mulai bergerak,” kata Harda.

Secara nasional, Menkominfo Johnny G Plate menjelaskan, bahwa hasil evaluasi PPKM selama sepekan terakhir hingga 26 September 2021 menunjukkan perbaikan. Sebagai contoh, di Jawa dan Bali, terdapat 3 kabupaten/kota yang dapat turun dari level 3 ke 2, dan 1 kota. Salah satunya adalah Blitar yang mengalami penurunan level PPKM karena cakupan vaksinasi mencapai 92% dan tingkat kasus Covid-19 terus membaik.

Adapun, dari 10 kabupaten/kota di luar Jawa dan Bali yang menerapkan PPKM level 4, terdapat 2 kab/kota yang dapat turun ke level 2, yakni Banjarmasin dan Kutai Kartanegara. Selain itu terdapat 7 kabupaten/kota ke level 3. Tercatat hanya ada 1 kab/kota yang masih di level 4, yakni Kabupaten Bangka.

“Update status resmi level PPKM di tiap daerah tetap disampaikan 4 Oktober 2021, sesuai skenario awalnya. Dan update status PPKM disampaikan per 2 pekan, evaluasinya tetap per pekan,” kata Johnny dalam rilisnya, (28/9/2021).

Menkominfo menambahkan angka kasus harian nasional, kini berada di angka 1.760 kasus atau turun 96% dari puncaknya pada 15 Juli 2021 yang mencapai 56.757 kasus. Saat ini, jumlah kasus aktif nasional adalah 42.769 kasus, atau turun 92,6% dari puncaknya pada 24 Juli 2021 sebanyak 574.135 kasus aktif.

Positivity rate nasional 7 hari terakhir berada di bawah 1% dengan jumlah rata-rata orang yang di testing mencapai 170 ribu hari,” ujarnya.

Johnny menegaskan, masih ada waktu bagi seluruh daerah untuk memacu penanganan Covid-19 di daerah masing-masing. Pemerintah meminta semua daerah dapat memaksimalkan seluruh instrumen yang ada untuk mengoptimalkan penanganan Covid-19 agar level PPKM di daerah masing-masing dapat diturunkan.

“Selain itu, kuncinya tetap diperkuat vaksinasi dengan target nasional 2,3 hingga 2,5 juta suntikan per hari dan disiplin menerapkan protokol kesehatan,” katanya. (*)