Karya-karya Inovatif Guru Dipamerkan Dua Hari di BBGP DIY

Karya-karya Inovatif Guru Dipamerkan Dua Hari di BBGP DIY

KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional 2022, Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) DIY menyelenggarakan pameran karya-karya inovatif guru-guru di Yogyakarta.

Pameran bertajuk Gelar Karya Inovasi Guru Jogja Wujudkan Profil Pelajar Pancasila ini diselenggarakan selama dua hari, 28-29 November 2022 di Aula Ki Hadjar Dewantara BBGP DIY.

"Pameran ini sebagai ajang untuk menunjukkan karya-karya inovasi Bapak Ibu guru di daerah, khususnya yang terlibat sekolah penggerak guru penggerak dan implementasi kurikulum Merdeka," terang Adi Wijaya, Kepala Balai Besar Guru Penggerak DIY saat ditemui di sela-sela pembukaan pameran, Senin (28/11/2022), di BBPG DIY.

Terdapat tiga program yang mengikuti pameran kali ini, yaitu program Kemendikbudristek, Program Sekolah Penggerak, Program sekolah guru penggerak dan implementasi kurikulum Merdeka. Semua karya harus terkait dengan penguatan profil pelajar Pancasila.

"Kami menggelar pameran ini agar guru yang lainnya yang belum terlibat itu bisa melihat praktik baiknya. Peserta pameran bisa secara nyata melakukan praktik biar bisa dilihat oleh guru yang belum. Sementara bagi yang belum, dia bisa mendapatkan ide-ide dengan melihat pameran ini," paparnya.

BBGP DIY juga meresmikan Area Komunitas Belajar (AKB),  sebagai bentuk komitmen dari instansi tersebut menjadikan menjadi rumah bagi pendidik dan tenaga kependidikan.

“Gedung itu adalah area komunitas belajar yang bisa digunakan oleh Bapak Ibu guru, Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, komunitas-komunitas belajar baik yang ada di satuan pendidikan atau antarsatuan pendidikan,” jelasnya.

Jika ada satuan pendidikan itu mengalami permasalahan pembelajaran dan belum bisa terpecahkan boleh menggunakan fasilitas itu.

“Berdiskusi dengan para teman-teman widyaswara, PTP kami persilakan, kami bisa membantu Bapak Ibu memecahkan masalah tersebut," lanjutnya.

Aji berharap AKB bisa menjadi rumah kedua para pendidik. Mereka yang sedari pagi sampai siang di sekolah dengan peserta didik, kemudian ada permasalahan pembelajaran yang belum terpecahkan,  bisa datang menggunakan ruang area komunitas belajar untuk bersama-sama menemukan permasalahan. "Kami akan memaksimalkan SDM kami untuk membantu Bapak Ibu guru," tegasnya.

Nursanti, salah seorang peserta pameran asal SMPN 2 Pandak Bantul mengapresiasi kegiatan ini. Dia bisa berbagi ilmu dengan peserta lain. Inovasi-inovasi pendidikan yang berbasis pada anak bisa disaksikan pada saat pameran.

"Kurikulum pembelajaran yang berpusat pada murid itu dilaksanakan dengan metode pembelajaran diferensiasi. Yaitu guru harus menyiapkan beberapa kategori minat untuk siswanya," papar Nursanti.

Jadi, lanjut dia, dari berbagai jenis keinginan siswa dibeda-bedakan sesuai bakat minatnya. “Nanti kita pada awal pembelajaran melakukan asesmen diagnostik kognitif," kata dia.

Tantangan terbesarnya, lanjut Nursanti, membuat pekerjaan guru lebih berat. Otomatis begitu logikanya. Ketika murid itu dituntut harus selalu belajar, maka guru juga harus lebih giat belajar.

"Harus long life education atau belajar sepanjang hayat. Nah, kalau guru itu tidak mau menerima perubahan dia akan tertinggal dengan keadaan zaman saat ini," ujarnya. (*)