Karya Ngrumat Arep Tawarkan Solusi Alternatif Olah Sampah Plastik dan Lestarikan Pengetahuan Lokal
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA—Di tengah permasalahan sampah di Yogyakarta, kelompok seniman TacTic Plastic meluncurkan karya seni instalasi terbarunya berjudul Kayun Kalamangsa: Ngrumat Arep di perhelatan Biennale Jogja. Karya ini dapat dinikmati penikmat seni di The Ratan dari 6 Oktober hingga 25 November 2023.
Karya ini terdiri dari 12 buah pot gantung yang terbuat dari limbah plastik dan diisi dengan tanaman edible. Setiap pot mewakili salah satu mangsa dalam kalender pranata mangsa Jawa.
Kayun Kalamangsa merupakan respon terhadap permasalahan sampah juga cuaca yang berimbas pada tanah. Perubahan iklim dan pencemaran lingkungan telah menyebabkan musim menjadi tidak menentu, vegetasi rusak, dan kualitas air tanah menurun. Hal ini mengancam ketahanan pangan dan kehidupan masyarakat.
Dengan karya ini, TacTic Plastic ingin menawarkan solusi alternatif untuk mengolah limbah plastik dan memanfaatkannya sebagai media tanam yang lebih menarik. Mereka berharap bahwa karya ini dapat menjadi pengingat bagi masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan dan melestarikan pengetahuan lokal.
Proses kreatif di balik karya Kayun Kalamangsa: Ngrumat Arep dimulai dari penelitian yang dilakukan oleh TacTic Plastic tentang limbah plastik dan kalender pranata mangsa Jawa.
“Kami ingin menemukan cara untuk memanfaatkan limbah plastik menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi lingkungan, sekaligus melestarikan pengetahuan lokal,” papar Dyah Retno, tim riset TacTic Plastic dalam keterangan tertulisnya, Minggu (9/10/2023).
“Pengetahuan lokal kalender pranata mangsa Jawa sangat penting untuk dilestarikan, karena dapat membantu kita untuk memahami perubahan cuaca dan kondisi alam, serta mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menghadapinya,” imbuhnya.
Setelah melakukan penelitian, TacTic Plastic memutuskan untuk membuat pot gantung dari limbah plastik. Mereka memilih pot gantung karena bentuknya yang unik dan menarik, serta dapat digunakan untuk menanam berbagai jenis tanaman.
TacTic Plastic menggunakan berbagai teknik untuk membuat pot gantung dari limbah plastik. Salah satu teknik yang mereka gunakan adalah teknik crocheting. Teknik ini melibatkan penggunaan jarum rajut untuk merajut limbah plastik menjadi pot gantung.
Selain teknik crocheting, TacTic Plastic juga menggunakan teknik lainnya untuk membuat pot gantung dari limbah plastik, seperti teknik melting dan teknik weaving.
Setelah pot gantung selesai dibuat, TacTic Plastic mengisinya dengan tanah dan menanam berbagai jenis tanaman edible di dalamnya. Tanaman edible yang mereka pilih adalah tanaman yang biasa ditanam oleh masyarakat Jawa pada mangsa tertentu.
Mutia Bunga, founder TacTic Plastic, mengatakan bahwa karya Kayun Kalamangsa: Ngrumat Arep merupakan bentuk upaya mereka untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan dan melestarikan pengetahuan lokal.
“Kami ingin mengajak masyarakat untuk melihat sampah plastik dari sudut pandang yang berbeda. Sampah plastik tidak harus menjadi masalah, tetapi juga dapat menjadi solusi. Dengan kreativitas, kita dapat memanfaatkan sampah plastik menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi lingkungan,” kata dia.
Karya ini diharapkan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan dan melestarikan pengetahuan lokal. Agar banyak orang terinspirasi untuk melakukan hal yang sama, seperti memanfaatkan limbah plastik menjadi sesuatu yang bermanfaat dan melestarikan pengetahuan lokal. (*)