Kanami Mahasiswi Jepang Puas Saat Mencoba Kerasukan Roh Harimau

Kanami Mahasiswi Jepang Puas Saat Mencoba Kerasukan Roh Harimau
Kanami mahasiswi Jepang saat mencoba ritual kerasukan roh harimau bersama Kiai Merah. (wahyu nur asmani ew/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO -- Kanami (34) merupakan mahasiswi S2 (Strata 2) Tama Art University Tokyo Jepang. Dia sangat penasaran dengan ritual trance atau kerasukan. Sebagai mahasiswa jurusan kesenian yang mempelajari tari Dolalak dan Jaran Kepang (Kuda Lumping) khas Purworejo, dia merasa penasaran dan berkeinginan untuk bisa trance.

Muhammad Edi Suryanto alias Kiai Merah selaku pemilik Wisata Edukasi Play Ground Jogokali berusaha menjawab rasa penasaran turis asal Negeri Sakura tersebut.

Jadilah Kiai Merah menyuguhkan ritual kerasukan alias kesurupan kepada turis itu, dengan mendatangkan Mugiyono (52) pelatih Jaran Kepang Widotomo asal Kelurahan Cangkrep yang berlokasi tidak jauh dari Play Ground Jogokali.

Mugiyono dan Budi Santoso (39), rekanannya, berusaha menyuguhkan ritual kesurupan untuk Kanami. Budi Santoso bertindak sebagai mediator. Raganya dimasuki beberapa roh yang berada di sekitar Play Ground Jogokali.

Ada enam sampai tujuh roh yang masuk ke dalam raga Budi, seperti roh ular sanca, roh penari putri dan yang terakhir kemasukan roh kera yang bersemanyam di pohon asem depan Play Ground Jogokali.

Kiai Merah menjelaskan dirinya sudah memenuhi undangan DPD HPI (Himpunan Pramuwisata Indonesia) Jawa Tengah, di Ganeca Convention Hall, Rabu (24/5/2023), untuk pemaparan dan presentasi wisata alam Play Ground Jogokali.

"Saya berkenalan dengan HPI Cabang Purwokerto yang membawa tamu dari Tokyo Jepang, penasaran dengan trance. Bahkan dia ingin merasakan kesurupan tiger (harimau)," jelas Kiai Merah di Play Ground Jogokali.

Mahasiswi asal Jepang itu didampingi tim HPI Cabang Purwokerto mampir ke wisata edukasi Play Ground Jogokali di Desa Kedungsari Kecamatan dan Kabupaten Purworejo.

Segera, Mugiyono dengan ritual mengundang roh-roh di sekitar melalui raga rekannya Budi Santoso. Saat datang harimau maka Budi akan berperilaku seperti harimau, dan saat datang roh ular sanca, dia pun melata dengan lidah menjulur bak seekor ular.

Roh penari perempuan pun datang di raga Budi, maka dia pun dengan lemah gemulai menari layaknya penari perempuan pada umumnya.

Ada yang menarik saat Budi kemasukan roh kera, ternyata kera tersebut adalah peliharaan Kiai Merah sendiri. Budi yang dimasuki roh kera meminta cincin akik Kiai Merah, yang berisi bulu kera.

 Kanami bersama Kiai Merah di Wisata Alam Play Ground Jogokali. (wahyu nur asmani ew/koranbernas.id)

Saat cincin sudah diserahkan dan dipegang Budi, dia segera minta disiapkan air tawa (air dari sumur) diberi kembang tiga rupa untuk membersikan cincin tersebut.

Sebelum selesai ritual kerasukan, Kanami dipanggil, Mugiyanto mencoba memanggil roh harimau. Turis Jepang tersebut mengikuti petunjuk Mugiyanto, berkonsentrasi dan mata terpejam. Tetapi gagal.

"Roh harimau sudah masuk ke tubuh Kanami, namun menolak karena tubuh kurang fit (faktor kelelahan). Saya melihat Kanami menangis, maka saya urungkan roh harimau masuk tubuhnya," jelas Pengasuh Kesenian Jaran Kepang Widotomo asal Kelurahan Cangkrep Kidul Kecamatan Purworejo itu.

Kepada koranbernas.id, Kanami mengaku senang bisa melihat prosesi kesurupan. Dirinya juga mencoba kerasukan meskipun gagal.

"Saya senang sekali bisa melihat prosesi kerasukan, saya meminta untuk dirasuki tiger namun gagal. Nanti pada bulan Agustus saya akan hadir bersama 15 orang dari Jepang untuk belajar kesenian Jaran Kepang dan Tari Dolalak," ujar Kanami yang fasih berbahasa Indonesia.

Dia mengaku sudah menetap di Indonesia tiga tahun untuk belajar kesenian tradisional. "Kemudian saya kembali ke Jepang karena pandemi Covid-19. Sekarang sudah tidak pandemi, maka saya akan sering datang ke Indonesia untuk belajar kesenian Jaran Kepang dan Tari Dolalak," ujarnya di Play Ground Jogokali. (*)