Kalah Menang Tetap Teman, Kala PNS Pemda DIY Saling Hadang di Ajang Lomba Gobak Sodor
Lomba permainan tradisional gobak sodor diselenggarakan untuk menciptakan keakraban di antara OPD sehingga terbangun rasa percaya di antara mereka.
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – GOR Among Raga Yogyakarta ibarat menjadi panggung bagi para PNS pegawai Pemda DIY unjuk kreativitas dan kepiawaian mereka tatkala mengikuti Lomba Permainan Tradisional Gobak Sodor, Selasa (27/8/2024).
Kegiatan bertema Ngleluri Kabudayaan Lumantar Olahraga Tradisional yang diikuti seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemda DIY itu tak hanya berlangsung meriah tetapi juga penuh gelak canda dan tawa.
Maklum, lomba permainan tradisional gobak sodor yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY kali ini tidak hanya bicara menang atau kalah, unggul atau tidak unggul, melainkan lebih pada merekatkan silaturahmi, sinergi dan keharmonisan di antara instansi.
Dibuka oleh Paniradya Pati Kaistimewan DIY Aris Eko Nugroho, sebelum bertanding masing-masing kontingen OPD “wajib” mengikuti defile layaknya kompetisi olahraga sesungguhnya. Satu per satu, perwakilan OPD menampilkan kreasinya yang unik, termasuk menampilkan display di depan tamu kehormatan yang terdiri dari para pejabat Pemda DIY.
Satu yang mengundang tawa dan langsung memikat perhatian adalah kontingen Inspektorat DIY. Mereka berdandan layaknya lanjut usia (lansia) mulai dari make up wajah, pakaian bahkan cara berjalan pun mirip lansia yang sesungguhnya, bungkuk dan tertatih-tatih. Tangannya nggregeli saat memegang teken atau tongkat. Ada juga yang pura-pura hampir ambruk.
Pembukaan Lomba Permainan Gobak Sodor di GOR Among Raga Yogyakarta. (sholihul hadi/koranbernas.id)
Laki-laki mengenakan sarung dan pecis miring. Semua pakai sandal jepit.Sedangkan perempuan mengenakan jarik. Mirip lansia yang sebenarnya --- atau mungkin sebagian dari mereka sudah benar-benar mendekati usia lansia?
Seorang di antara mereka ada yang sepertinya benar-benar mampu menghayati perannya sebagai lansia, berjalan bungkuk pakai tongkat sambil membawa cangkir blirik. Seorang lainnya berjalan sambil ngemut obat cair anti-masuk angin.
“Hadap kanan!,” ujar pimpinan kontingen memberi aba-aba dengan nada suara terbata-bata mirip seorang kakek renta.
Tujuannya untuk memberi hormat dan salam kepada para tamu undangan. Bukannya menghadap ke arah tamu undangan, justru mereka putar ke arah kiri.
“Kanan...”
“Kiri...”
Lomba permainan tradisional gobak sodor di GOR Among Raga Yogyakarta. (sholihul hadi/koranbernas.id)
Adegan itu tentu saja mengundang gelak tawa dan aplaus suporter di balkon atas, sebagian langsung mengabadikan momen lucu itu, merekamnya pakai kamera handphone untuk koleksi atau mungkin story.
Sedangkan kontingen Dinas Kebudayaan DIY juga tak kalah menarik saat tampil dengan membentuk formasi disertai kesenian jaran kepang atau kuda lumping.
Berikutnya, kontingen Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) berdandan ala petani membawa hasil bumi jagung, padi dan makanan pokok sejenisnya. Disusul kontingen Sekretariat DPRD DIY yang juga menampilkan display yang mampu menyita perhatian.
Adapun barisan kontingen Dinas Kelautan dan Perikanan dipimpin seorang laki-laki mengenakan kostum penyu. Saat melintas, suporter di balkon memberi semangat dari balik spanduk yang terbentang bertuliskan di laut kita jaya di darat kami juara.
Menariknya lagi, pada area lomba terbentang beragam spanduk antara lain berisi tulisan mainnya jangan curang ya dek yaa, ayo main hadang tapi jangan meradang, kalah menang kita tetap teman, menjaga tradisi menyehatkan jasmani.
Menciptakan keakraban
Aris Eko Nugroho didampingi Kepala Dinas Kebudayaan DIY Dian Lakshmi Pratiwi kepada wartawan menjelaskan lomba permainan tradisional gobak sodor diselenggarakan untuk menciptakan keakraban di antara OPD sehingga terbangun rasa percaya di antara mereka.
Dengan begitu, kerja sama di antara instansi menjadi lebih mudah. Kebetulan, lanjut dia, acara ini juga diselenggarakan dalam rangka peringatan 12 Tahun Undang-undang Keistimewaan DIY. Beragam kegiatan dilaksanakan mulai 12 Agustus sampai 12 September 2024. Total lebih dari 487 aktivitas kegiatan yang digelar mulai dari seni, pemberdayaan maupun pembangunan.
Adapun lomba gobak sodor tahun ini merupakan yang kedua kalinya. Tahun sebelumnya diselanggarakan di tempat yang sama. Bagi Pemda DIY, lomba tersebut sekaligus sebagai upaya menjaga warisan budaya. Gobak sodor sudah ditetapkan menjadi warisan budaya Yogyakarta pada tahun 2023. (*)