Bara Menyala di Situs Gunung Gamping

Bara Menyala di Situs Gunung Gamping

KORANBERNAS.ID, SLEMAN – Mengenakan busana tradisional, seorang pemuda berjalan pelan. Tangan kanan memegang tongkat, tangan kirinya membawa anglo isi bara merah menyala.

Asap putih dari arang yang terbakar itu terus mengepul. Persis di belakangnya, barisan pembawa obor dan ubarampe mengiringi langkahnya.

Begitu naik panggung persis di depan Situs Gunung Gamping, batuan purba berumur jutaan tahun itu, mereka duduk bersila kemudian melantunkan tembang.

Barangkali, inilah simbolisasi tekat masyarakat setempat untuk menyalakan kembali semangat nguri-uri kebudayaan dan membangkitkan aktivitas seni yang dikemas melalui event Gelar Seni Budaya Artipak Kidul. Acara yang diadakan Kamis (13/2/2020) malam di Situs Gunung Gamping itu berlangsung meriah.

Disaksikan hampir seribuan penonton, beragam seni tradisional ditampilkan, di antaranya gendhing Jawa maupun Tari Spiritual oleh Miroto.

Ketua DPRD DIY, Nuryadi, berbincang dengan pengrawit. (sholihul hadi/koranbernas.id)

Juga dipentaskan Sandiwara Basa Jawa Marwoto Marmewek dengan pemeran Marwoto, Nano Asmarandana dan Trinil. Tak ketinggalan, pelukis on the spot Bayu Wardhana ikut ambil bagian memeriahkan acara tersebut.

Meski baru pertama kali digelar, kegiatan yang diinisiasi oleh Komunitas Wirasuta bekerja sama dengan sejumlah pihak itu memperoleh respons positif dari masyarakat maupun pejabat.

Terbukti hadir Ketua DPRD DIY, Nuryadi, Ketua Komisi D DPRD DIY, Koeswanto, Kepala Dinas Sosial DIY Untung Sukaryadi, Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun, jajaran Forkompimca setempat, para lurah dan tokoh masyarakat, komunitas pemuda maupun tamu undangan lainnya.

Sebagian dari tamu undangan Gelar Seni Budaya Artipak Kidul.  (sholihul hadi/koranbernas.id)

Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun sangat mendukung kegiatan tersebut. “Acara ini dalam rangka nguri-uri kebudayaan yang adiluhung,” ujarnya.

Gunung Gamping di Desa Ambarketawang merupakan situs bersejarah yang tidak bisa dipisahkan dari sejarah Pangeran Mangkubumi dan berdirinya Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat, usai Perjanjian Gianti pada 13 Februari 1755.

Secara kebetulan, Gelar Seni Budaya Artipak kali ini diadakan bersamaan dengan 265 tahun Perjanjian Gianti. Yang pasti, event tersebut mampu menciptakan guyub rukun masyarakat. (sol)