Jogja Ramai Selama Nataru, Pemda Diminta Berlakukan Pembatasan
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Pengunjung dan wisatawan memadati DIY selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2020. Meskipun pemerintah sudah mewajibkan tes rapid antigen, kebijakan tersebut masih tak efektif mengurangi kunjungan wisata ke kota ini.
Tren penambahan kasus Covid-19 pun terus meningkat secara signifikan. Setiap harinya tercatat ada tambahan rata-rata 200 kasus baru.
"Ngarso Dalem (Gubernur DIY-red) belum pernah melakukan pembatasan seperti PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar-red). Sejak awal pandemi, DIY berjalan normal. Pemda DIY hanya memberlakukan kebijakan tanggap darurat," kata Huda Tri Yudiana, Wakil Ketua DPRD DIY, di kantor DPW PKS DIY, Minggu (27/12/2020).
Karenanya Pemda DIY diminta untuk segera memberlakukan pembatasan sosial secara serius. Tanpa kebijakan yang serius dikhawatirkan kasus Covid-19 di kota ini semakin bertambah secara signifikan. Apalagi sejak munculnya kasus positif Covid-19 di DIY, Pemda belum pernah memberlakukan pembatasan.
Menurut Huda, saat ini kondisi RS rujukan Covid-19 semakin kewalahan dalam merawat pasien Covid-19. Meski kamar-kamar perawatan di rumah sakit memang masih banyak, sumber daya manusia (SDM) semakin berkurang.
Padahal Pemda DIY membuka lowongan 200 relawan untuk tenaga medis. Dari jumlah itu hanya 80 orang yang mendaftar, 26 orang diantaranya yang lolos.
Huda menyebutkan, Pemda bisa menerapkan pembatasan sosial dengan menutup tempat wisata yang dikelola Pemda DIY atau pemerintah kabupaten/kota. Selain itu, juga bisa diberlakukan work from home (WFH) kepada para pekerja kantoran.
"Oleh karena itu, kami minta DIY melakukan pembatasan yang signifikan terhadap aktivitas publik. DPRD DIY juga segera memanggil Gugus Tugas untuk diskusi agar bisa melakukan pengendalian kasus Covid-19," paparnya.
Pemda DIY juga diminta segera membeli alat pendeteksi Covid-19 GeNose temuan UGM. Alat tersebut bisa mendukung langkah tracing, testing, dan treatment (3T).
Pemda DIY bisa memanfaatkan dana tak terduga, jumlahnya sekitar Rp 66,9 miliar. Anggaran bisa dimanfaatkan untuk penanganan Covid-19, termasuk membeli GeNose.
"Alat ini cukup murah dan sanggup membantu proses pelacakan kasus Covid-19 di DIY. Jadi kami mendorong Pemda DIY untuk mengoptimalkan penggunaan alat GeNose," kata Huda. (*)