JFW Memperkuat Posisi Yogyakarta sebagai Pusat Mode
Peragaan busana digelar sebanyak sepuluh kali dalam acara kali ini, diikuti 147 desainer, 975 fashion mode dan 116 model.
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Jogja Fashion Week (JFW) 2024 kembali digelar. Dibuka Kamis (22/8/2024) di JEC acara itu berlangsung empat hari. Ratusan siap unjuk gigi pada acara tahunan tersebut.
Sekda DIY, Beny Suharsono, mengungkapkan JFW bukan merupakan acara fesyen biasa. Kegiatan ini diharapkan mewujudkan DIY sebagai Pusat Fesyen Dunia.
"Acara ini akan memberikan kontribusi nyata bagi perekonomian DIY, serta memperkuat posisi Yogyakarta sebagai pusat mode dan budaya berkelas dunia," katanya.
Beny menyebutkan, JFW selain berdampak pada peningkatan kreativitas di dunia fesyen juga membuat sektor-sektor lainnya seperti pariwisata, ekonomi kreatif dan UMKM ikut berkembang.
"Dengan dipamerkannya craft (kerajinan - red), maka akan semakin banyak sektor yang ikut tampil dan dikenal," ujarnya.
Fasilitasi pemda
Kepala Disperindag DIY Syam Arjayanti mengungkapkan, JFW merupakan upaya mewujudkan Yogyakarta sebagai pusat fesyen dunia. Pemda memfasilitasi brand unggulan, desainer dan pelaku usaha bidang fesyen di DIY.
Peragaan busana digelar sebanyak sepuluh kali dalam acara kali ini, diikuti 147 desainer, 975 fashion mode dan 116 model.
"Selain itu, juga ada kegiatan fashion exhibition yang diikuti 92 booth industri kecil menengah (IKM), tiga booth island dan 48 booth fashion desainer, serta 25 IKM mandiri kolaborasi kementerian terkait, asosiasi dan swasta," jelasnya.
JFW diikuti 76 peserta dari berbagai wilayah Indonesia serta emerging designer bootcamp dan pengembangan jejaring fesyen. Mereka menggelar lokakarya batik, aksesoris, kerajinan perak maupun kemitraan dengan desainer serta kolaborasi dengan berbagai pihak terkait.
Keahlian lokal
Dengan menggabungkan warisan budaya yang kaya dengan keahlian lokal dan inovasi, Yogyakarta siap memukau dunia dengan craft fashion-nya yang unik dan inspiratif.
"Jogja menuju pusat fesyen dunia bukan hanya tentang bersaing dengan kota-kota lain, akan tetapi tentang membangun identitas diri di panggung fesyen global," harapnya. (*)