Penjualan Pertamax di Pertashop Menurun Drastis
KORANBERNAS.ID, KEBUMEN -- Tiga hari paska kenaikan harga Pertamax yang mencapai 38 persen di Kabupaten Kebumen mempengaruhi omset penjualan Pertamax di Pertashop. Penurunan penjualan paling terasa di Pertashop yang lebih dekat dengan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum ( SPBU).
Paska kenaikan harga Pertamax, harga jual di pedagang Bahan Bakar Minyak eceran dari Rp 11.000 per liter menjadi Rp 14.000 per liter.
Diva, seorang operator Pertashop di Desa Kalirancang, Kecamatan Alian, mengungkapkan penjualan Pertamax hari Minggu (3/4/2022) hingga jam 14.00 baru 300 liter. Angka penjualan itu menurun dibandingkan ketika harga Pertamax Rp 9.000 per liter.
"Hari ini baru 300 liter. Biasanya bisa 700-an liter," kata Diva.
Pertashop pertama di Kabupaten Kebumen yang berjarak sekitar 8 km dari SPBU terdekat ini, melayani konsumen di Kecamatan Alian dan sekitarnya.
Diva mengungkapkan, cukup banyak pelanggan yang terkejut dengan kenaikan harga Pertamax. Pertamax adalah satu-satunya BBM yang dijual di Pertashop.
Penurunan penjualan Pertamax juga terjadi di Pertashop di Desa Kambangsari, Kecamatan Alian. Pertashop yang berjarak hanya 4 km dari SPBU terdekat di Desa Kawedusan ini, omset penjualan rata-rata sehari 300 liter. Hari Minggu (3/4/2022) baru menjual 100-an liter.
Ada kemungkinan penurunan di dua Pertashop ini disebabkan kenaikan harga Pertamax dan berkurangnya mobilitas masyarakat menggunakan kendaraan bermotor di hari libur.
Seorang pedagang pengecer Pertamax, Edi, warga Desa Krakal, mengaku mengambil untung lebih kecil setelah ada kenaikan harga Pertamax. Sebelum kenaikan, harga eceran Pertamax Rp 11.000, mengambil untung Rp 2.000 per liter. Setelah ada kenaikan, mengambil untung Rp 1.500 per liter.
"Menaikkan harga sampai Rp 15.000 tidak manusiawi. Karena pertimbangan itu, pedagang eceran Pertamax hanya mengambil untung Rp 1500 per liter,” ujarnya. (*)