Jangan ada Kotak Kosong Dalam Pilkada Bantul
KORANBERNAS.ID, BANTUL--Para politisi lawas, tokoh masyarakat, tokoh agama dan berbagai elemen lainya yang tergabung dalam kelompok diskusi Rebonan, menggelar Rebonan Geden dengan tema Rasan-rasan “Bantul Ora Didol” di Waroeng Omah Sawah (WOS), Dusun Miri Kalurahan Timbulharjo, Sewon Bantul, Kamis (1/8/2024).
Nampak hadir koordinator acara Rebonan Geden, Anom Suroto, Juru Bicara Rebonan Geden H Basuki Rahmat alias Kelik, Drs H Sahari tokoh Muhammadiyah, politisi lintas partai, aktivis Janis Langgabarana dan peserta diskusi sekitar 20 orang.
Dalam diskusi ini, para peserta sepakat membuat gerakan dengan tagline “Bantul Ora Didol”. Juga jangan sampai dalam Pilkada 27 November mendatang muncul pasangan tunggal melawan kotak kosong, kendati secara aturan diperbolehkan.
Untuk proses rekruitment guna memunculkan calon yang akan bertarung dalam pilkada, hendaknya tetap mengikuti kaidah-kaidah atau peraturan etika partai yang berlaku. Jangan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.
“Kami berdiskusi dan sampai pada kesepakatan agar Pilkada Bantul menghadirkan figur-figur yang memiliki kapasitas dan kapabilitas. Tugas partai untuk mencari dan menyajikan sosok tersebut dan pada akhirnya rakyat akan memilihnya,” kata Basuki Rahmat.
Maka sangat berharap agar Pilkada Bantul menghadirkan kader terbaik dari setiap partai.
Banyak orang yang memiliki kapasitas dan kapabilitas maka alangkah baiknya jika untuk pemimpin atau kepala daerah di Kabupaten Bantul diambilkan dari kader-kader terbaik yang dimiliki baik itu kader partai maupun non partai.
Anom Suroto menyampaikan, Pilkada Bantul merupakan pesta demokrasi di mana masyarakat diberikan pilihan untuk memilih pemimpin mereka yang terbaik. Maka dari partai hendaknya bisa menghadirkan kader-kader yang nantinya bisa menjadi alternatif pilihan bagi masyarakat.
“Dalam Pilkada 27 November 2024 agar menghindari calon tunggal yang akan bertarung dan kemudian menghadirkan kotak kosong . Ini tentu akan merugikan masyarakat dan juga demokrasi yang ada di Kabupaten Bantul karena masyarakat tidak diberikan pilihan,” kata Anom.
Ir Yulianto seorang politik lawas mengatakan, agar partai membedah visi dan misi sehingga masyarakat tahu apa yang ada dalam pikiran dari calon yang bertarung.
“Saya berharap agar ada ruang dialog ide gagasan antara masyarakat dengan calon. Rugi jika yang dilihat hanya isi tasnya tanpa tahu program ke depan,” katanya.
Namun, kenyataan saat ini parpol tidak serius dalam membedah visi dan misi partai. Maka hal ini agar menjadi perhatian. Berbagai aspirasi yang muncul dalam Rebonan Geden ini akan disampaikan kepada partai-partai politik yang ada di Bantul. (*)