Jadi Korban Banjir, Petani Kebumen Khawatir Gabahnya Tak Laku

Jadi Korban Banjir, Petani Kebumen Khawatir Gabahnya Tak Laku

KORANBERNAS.ID, KEBUMEN -- Pasca terjadi banjir bandang beberapa waktu lalu, petani di Kabupaten Kebumen kebingungan dalam menjual gabahnya. Mereka belum tahu harga jual gabah mereka pasca terendam banjir. 

Para petani pun merasa khawatir gabah mereka tak terjual. Padahal sebelum banjir, hargai jual gabah kering panen dengan kualitas terbaik hanya Rp 450.000 se kuintal. 

Beberapa petani di Kecamatan Puring dan Adimulyo, kepada koranbernas.id, Kamis (24/3/2022) mengaku belum tahu harga jual gabah. Sebab gabah di lahannya sudah terendam banjir lebih dari sepekan. 

"Warna gabahnya coklat, berlapis lumpur," ujar Imam, petani warga Desa Sidobunder, Kecamatan Puring. 

Hal yang sama diungkapkan M Damiri, warga Desa Sitiadi, Kecamatan Puring. Petani penyewa lahan seluas 1400 meter persegi atau 100 ubin, juga mengaku belum ada pedagang gabah yang siap membeli. Karena itu, ia khawatir gabah yang dipanen, setelah terendam banjir, tidak ada pedagang gabah atau beras bersedia membeli. 

"Sebelum banjir, harga gabah mencapai Rp 450.00 satu kuintal, gabah ini belum tahu, belum ada pedagang menawar," kata M Damiri, disela memanen padi di lahan harapannya. 

Sebagai petani penggarap, Damiri memperkirakan akan merugi, karena harga jual gabahnya, sulit mencapai Rp 450.000 se kuintal. Ia memperkirakan mengalami kerugian dari mengharap lahan, karena biaya sewa sawah dan biaya sarana produksi, jauh lebih besar dibandingkan perkiraan harga jualnya. 

Seorang petani di Desa Maduretno, Kecamatan Puring, juga belum mengetahui harga jual gabahnya. Namun demikian, merasa bersyukur, di hari kesepuluh banjir, tanaman padinya sudah dipanen. 

"Tidak tahu varitas padinya, benihnya diberi," kata seorang ibu sambil menunjukkan gabah, dengan buliran lebih kecil, dibandingkan varitas IR. (*)