Ruwah Jelang Ramadan, Warga Tambalan Gelar Nyadran

Ruwah Jelang Ramadan, Warga Tambalan Gelar Nyadran

KORANBERNAS.ID,BANTUL --Setiap tanggal 20 di bulan Ruwah , warga di Dusun Tambalan Kalurahan Gilangharjo,Pandak,Bantul mengadakan upacara tradisi nyadran di Makam Gunung Tambalan. Seperti yang dilakukan, Kamis (24/3/2022) sore, warga berdatangan ke lokasi nyandran dengan membawa uborampe untuk kenduri. 

Mulai nasi gurih, ingkung ayam kampung dan makanan khas nyadran berupa ketan, kolak pisang dan ketela serta kue srabi. Nyadran dihadiri anggota DPRD DIY, Andriana Wulandari SE serta ketua Bamuskal Kalurahan Gilangharjo, M Zainul Zain. S.Ag.

Acara diawali dengan kirab jodang berisi nasi gurih ingkung dan makanan khas nyandran tadi, dari rumah makam juru kunci Ki Sujadi Surakso Suryo Sentiko menuju makam. Mereka yang menggotong  jodang adalah anak muda anggota Karang Taruna yang mengenakan busana tradisional surjan  lengkap dengan blangkon. Untuk yang putri juga mengenakan kebaya.

Begitu sampai makam dilanjutkan pembacaan doa dan tahlil serta makan bersama (kembul bujono) oleh semua yang hadir.  Lalu juru kunci menuju makam sesepuh Raden Jayaningrat untuk mengganti   singep  (kain  mori  penutup makam,red).

"Nyandran ini adalah untuk mendoakan arwah para leluhur  dan dilakukan setiap bulan Ruwah,"kata Ki Surakso.  

Bukan hanya saat Ruwah,  Ki Surakso sebagai juru kunci juga melakukan doa setiap Selasa Kliwon di makam yang beris para keluarga Kraton Mataram dan masyarakat  umum  di Tambalan. Ki Surakso meyakini jika di Makam Gunung Tambalan tersebut ada makam Bupati Bantul pertama Raden Tumenggung Joyo Diningrat dan keluarganya.
  
Sedangkan Andriana Wulandari  mengatakan   bersama masyarakat siap melestarikan tradisi sebagai laku budaya kebudayaan tak benda. Apalagi Nyadran adalah tradisi Jawa dan sejalan dengan semangat Pancasila.  

"Bersembahyang kepada Tuhan, dilakukan bersama oleh masyarakat dari berbagai  latar belakang,"katanya. 

Dirinya juga memberikan apresiasi kepada  masyarakat  dan abdi dalem yang sudah bergotong royong dan  swadaya  secara rutin dan mandiri menyelenggarakan nyadran ini setiap tahunya. 

"Dan saya kira pemerintah harus hadir secara nyata dalam setiap upaya pemajuan kebudayaan yang bersumber dari tradisi masyarakat.  Semoga dana keistimewaan segera bisa menyentuh konservasi dan penataan  cagar budaya kawasan makam Gunung Tambalan," kata politisi PDIP tersebut.

Zainul sendiri mengatakan untuk kegiatan nyandran ini dilakukan secara swadaya oleh masyarakat. Untuk tahun 2023  sebagai ketua Bamuskal dirinya mendorong ada suppport berupa anggaran dari APBKal untuk kegiatan nyadran.

"Ini adalah tradisi leluhur, warisan nenek moyang yang harus bersama-sama kita dukung dan lestarikan,"jelasnya. (*)