HMI Cabang Yogyakarta Menolak Segala Bentuk Ujaran Kebencian
HMI mendorong kontestan pemilu untuk menciptakan politik yang luhur dan adiluhung.
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Yogyakarta menggelar kegiatan Dies Natalis ke-77 di gedung Nakula Kesbangpol Yogyakarta, Senin (5/2/2024). Di sela-sela kegiatan tersebut dilaksanakan deklarasi damai dalam rangka mendukung pemilu damai.
Diikuti oleh 50 anggota HMI se-cabang Yogyakarta, kegiatan dies natalis ke-77 HMI kali ini mengangkat tema Khidmat HMI menuju Indonesia emas 2045 dan pemilu damai.
Tujuannya untuk memberikan penyadaran dan pembekalan politik kepada anggota HMI, baik itu anggota yang baru saja direkrut maupun anggota lama, sekaligus memastikan pemilu 2024 berjalan aman, penuh keharmonisan dan tidak saling memecah belah.
Narasumber yang hadir di antaranya dari Kesbangpol, Polda DIY, KPU, Bawasku dan IKPMDIY.
Gunawan selaku Ketua HMI Cabang Yogyakarta menyatakan giat dies natalis ini sebagai momentum pembelajaran ke arah yang lebih baik menuju generasi Indonesia emas 2024.
ARTIKEL LAINNYA: 567 Pengawas Pemilu Apel Siaga di Pantai Dewa Ruci Purworejo
“Deklarasi pemilu damai dari teman-teman HMI Cabang Yogyakarta ini sebagai bentuk dukungan terhadap terlaksananya Pemilu 2024 yang damai dengan menolak segala bentuk kampanye hitam, ujaran kebencian dan informasi hoaks,” kata Gunawan.
Menurut dia, anggota HMI rata-rata mahasiswa rantau yang akan kembali ke daerahnya masing-masing. “HMI bertekad untuk melawan segala bentuk penggunaan politisasi Suku Agama Ras dan Antar golongan (SARA) dalam politik dan mendorong terciptanya politik yang berkeadaban," ujarnya.
Didampingi Ketua Bidang Perguruan Tinggi Kemahasiswaan dan Pemuda (PTKP), Faisal, lebih lanjut Gunawan menyatakan pihaknya juga ingin memberikan stimulus kepada anggota HMI untuk melawan penggunaan hoaks dalam pemilu serta mendorong terciptanya pemilu yang rasional.
Gunawan menambahkan, HMI menolak segala bentuk tindakan provokatif, politik pecah belah dan kampanye hitam, kekerasan dan praktik pembunuhan karakter.
HMI juga mengajak masyarakat untuk terlibat dalam pemilu yang bermartabat, penuh integritas, jujur, adil aman dan demokratis dengan tetap mengindahkan perundang-undangan.
ARTIKEL LAINNYA: Ironi Remaja di Kota Pendidikan, Banyak yang Gagal Kuliah Karena Biaya
"HMI mendorong kontestan pemilu untuk terlibat dalam menciptakan politik yang luhur dan adiluhung dengan tetap mengepankan politik yang santun dan berkeadaban," ungkapnya.
Cita-cita ideal tersebut berjalan senada dengan kehendak kita bersama untuk melahirkan demokrasi subtansial dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Menurut dia, Pemilu 2024 hingga hari ini masih menyisakan banyak tantangan dan hambatan yang berpotensi meluruhkan subtansi dari demokrasi.
Tantangan tersebut menyangkut penggunaan sentimen SARA dalam praktik politik nasional. Ini jelas merugikan proses demokratisasi sebab secara langsung akan menciptakan ketegangan sosial, memperlebar jurang perbedaan antar-kelompok dan merusak integritas pemilu.
Penggunaan hoaks yang secara langsung berakibat pada perusakan atau pembunuhan karakter lawan politik, menciptakan fragmentasi sosial dan menista kesadaran rakyat.
Selain itu, tindakan-tindakan provokatif juga melahirkan konflik sosial, polariasi dan perpecahan. Tindakan provokatif tersebut tergambar dari praktik kampanye hitam (black campaign), pertunjukan kekerasan dalam kampanye, pemalsuan informasi dan penggunaan bahasa yang kasar, merendahkan dan mencela lawan politik. (*)