Harga Tomat Sempat Merosot Kini Merangkak Lagi

Harga Tomat Sempat Merosot Kini Merangkak Lagi

KORANBERNAS.ID, BANDUNG -- Petani sayuran binaan Kurnia Saputra di Kiara Payung Desa Sukajadi Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung Barat kini bersemangat lagi setelah  produk-produk hasil pertanian harganya merangkak naik. Tomat yang pekan lalu hanya dihargai Rp 800 per kg, pada Minggu (30/5/2021) laku Rp 2.000.

Ketika harga merosot sampai Rp 800, sebagian petani enggan memetiknya lantaran mereka harus mengeluarkan biaya petik. “Karena barang tidak terserap pasar lokal,” kata pria yang biasa dipanggil Jen itu kepada koranbernas.id.

Pembina 16 orang petani di kawasan Soreang itu bersyukur karena ada seseorang yang menolong dengan membelinya Rp 1.000 per kg dan memborong seluruh tomat, sejumlah sepuluh kardus senilai Rp 250.000.

Tomat merupakan salah satu komoditas pertanian yang relatif tidak tahan lama dan cepat membusuk. Petani terbantu jika semua hasil panennya laku.

Naiknya harga tomat menjadi Rp 2.000 itu terjadi dengan naiknya permintaan pasar. Harga tesebut memang bukan tomat kualitas super ukuran besar-besar.

Meskipun ukuran agak kecil, tetapi kualitas rasa tetap sama dengan daging buah yang tebal dan warna merah menyala. Karena memang bukan unduhan pertama.

Selain tomat, terong ungu juga mencatat kenaikan harga. Semula di tingkat petani hanya Rp 2.500 sampai Rp 3.000, pada Minggu laku Rp 4.000 per kg.

Demikian pula jagung manis segar habis petik mencatat harga Rp 2.000 per buah. Yang masih tetap bertengger adalah lombok merah keriting maupun lombok rawit merah.

Pekan lalu lombok merah keriting dihargai Rp 10 ribu per kg. Sedikit membaik. Padahal ketika harga Rp 10 ribu di tingkat petani, pengepul bisa menjual Rp 20 ribu.

Petani menyortir tomat yang baru saja dipanen. (arie giyarto/koranbernas.id)

Petani memang selalu dalam posisi terjepit karena harga dikendalikan oleh pedagang pengepul. Untuk memperkuat posisi tawar, para petani bergabung dalam kelompok binaan. Selain memperoleh bimbingan teknis dan bantuan modal dari bank, juga menjaga agar harga bisa lebih baik.

Kenaikan harga  meski hanya Rp 1.000 namun bagi petani sangat membantu karena jumlahnya relatif banyak.

Wilayah Soreang yang berhawa sejuk dengan kontur tanah berbukit itu menjadi wilayah penghasil aneka produk pertanian.

Selain pasar lokal, hasilnya juga untuk memenuhi pasar regional. Produk lain di antaranya labu siam, sawi dan berbagai jenis sayuran.

Di kawasan itu juga banyak petani buah straberi. Sebagian menjualnya di kebun. Petik sendiri. Ini bagian dari bagian wisata pertanian. (*)