Hadapi Pandemi Covid-19, DIY Perkuat Desa Tangguh Bencana

Hadapi Pandemi Covid-19, DIY Perkuat Desa Tangguh Bencana

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY terus memantapkan dan memperkuat program Desa Tangguh Bencana (destana) di masa pandemi Covid-19 ini.

"Desa Tangguh Covid-19 mulai dikembangkan akhir Maret tahun ini," ujar Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD DIY, Danang Samsuriza di Kantor BPBD DIY, Kamis (1/10/2020).

Menurut Danang, saat ini sudah ada sekitar 270 Desa Tangguh Bencana di DIY, termasuk desa tangguh Covid-19. Desa-desa tersebut secara mandiri mampu menanggulangi bencana, termasuk pandemi Covid-19.

Setiap elemen masyarakat berperan dalam menerapkan protokol kesehatan. Termasuk saling membantu bila muncul kasus positif Covid-19.

"Keberhasilan Desa Tangguh Bencana dimulai dari penjagaan antar warga. Tetangga bisa saling membantu jika ada yang kesulitan," jelasnya.

Konsep Desa Tangguh Bencana bermula saat terjadinya bencana tsunami di Aceh pada tahun 2004 dan gempa bumi di DIY pada 2006 silam. Pemda DIY mulaii membuat prototype di enam desa tanggap bencana seprti di Bantul, Gunungkidul, dan Kulon Progo.

Desa Tangguh Bencana memiliki fokus masing-masing  dalam menghadapi berbagai bencana. Penyesuaian terhadap kondisi bencana harus terus dilakukan seperti saat ini dengan adanya pandemi Covid-19.

“Maka desa tangguh bencana harus beradaptasi,” ujarnya.

BPBD saat ini juga tengah mengembangkan program Keluarga Tangguh untuk mendukung Desa Tangguh yang lebih kuat. Sebab jika keluarga aman, maka mereka bisa melakukan hal yang sama di level lebih tinggi.

“Desa Tangguh memastikan keluarga-keluarga anggota dari Desa Tangguh cukup tangguh dalam menghadapi COVID-19. Saling mengingatkan di tingkat keluarga, sebelumnya hanya tingkat kampung, sekarang di dalam keluarga supaya rumah tetap aman, sehingga kampung juga aman," ungkapnya.

Masing-masing individu, lanjut Danang juga harus tanggap dan bisa lebih peduli terhadap dirinya dan sesama. Dimulai dari kepedulian atas diri sendiri, maka mereka bisa membantu orang lain.  

“Diharapkan masing-masing individu menumbuhkan ketangguhan dengan bisa menolong dirinya, ia bisa membantu orang lain. Tahu apa itu bencana, tahu apa itu dampaknya, bagaimana juga bagaimana bisa menolong," imbuhnya.(adv)