Habis Menghitung Uang, Langsung Cuci Tangan

Habis Menghitung Uang, Langsung Cuci Tangan

KORANBERNAS.ID, KLATEN -- "Kuncinya, habis mungut retribusi dan menghitung uang, langsung cuci tangan. Kuncinya tetap pakai masker dan jaga jarak," kata Wawan Kristiaji, petugas pemungut retribusi Pasar Totogan, Desa Kahuman, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten, Rabu (6/5/2020).

Wawan yang ditemui usai memungut retribusi di Pasar Totogan menceritakan tips dan suka dukanya menjalankan tugas setiap pagi di masa pandemi virus Corona (Covid-19).

Kepada koranbernas.id, dia bertutur mulai tugas memungut retribusi setiap pukul 08:00 hingga selesai. Mengingat Pasar Totogan tidak sebesar pasar yang lain, maka proses pemungutan bisa selesai dalam kurun waktu 1,5 jam hingga 2 jam saja.

Apalagi semenjak pengelolaan pasar itu diserahkan kepada pemerintah desa, membuat tugas pemungut retribusi pasar semakin ringan. Terlebih lagi jumlah petugas pemungut di Pasar Totogan, menurutnya, melimpah karena ada pindahan dari pasar lain.

"Sekarang ini jumlah petugas melimpah. Ada tambahan delapan orang dari pasar Gentongan 4 orang, pasar Mayungan 2 orang dan pasar Senggok 2 orang. Sebenarnya dengan 2 orang saja sudah cukup," ujarnya.

Pasar Totogan yang berada di pinggir jalan perempatan Ngupit, Kecamatan Ngawen, merupakan pasar milik Pemkab yang kondisinya tidak sebesar pasar lain. Hanya saja para pedagang setiap hari berjualan, meski jumlah pedagangnya tidak terlalu banyak.

Karena letaknya di pinggir jalan dan dekat perempatan jalan itulah menjadikan pasar ini sangat strategis.

Sebagai petugas pemungut retribusi yang setiap hari berhadapan dengan banyak orang, Wawan --demikian panggilan Wawan Kristiaji-- tentu rawan terpapar Covid-19. Namun, atas perintah pimpinan, dirinya tetap memakai masker saat melaksanakan tugas di lapangan. Aturan ini diterapkan sesuai protokol kesehatan pencegahan Covid-19 yang disarankan pemerintah.

Selain tetap mengenakan masker, usai memungut retribusi dan menghitung uang, Wawan langsung mencuci tangan dengan sabun di masjid dekat pasar.

Ketika ditanya suka dukanya memungut retribusi di masa pandemi Covid-19, Wawan dengan tegas menjawab tidak ada dukanya. "Dukanya tidak ada. Yang ada hanya suka saja. Khawatir tetap ada, tapi saya antisipasi dengan pakai masker dan menjaga jarak," terangnya.

Di tempat terpisah, Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM, Bambang Sigit Sinugroho, menjelaskan dirinya telah mengimbau seluruh petugas di pasar, baik pemungut retribusi maupun pedagang dan pengunjung, agar memakai masker saat bertugas.

"Jauh-jauh hari sudah kami instruksikan lewat kepala pasar. Jangan lupa pakai masker dan sarung tangan," kata mantan Kepala Bappeda itu.

Untuk melihat langsung sejauh mana instruksi itu diindahkan, dirinya tidak segan-segan terjun langsung ke pasar. Hasilnya, kata dia, pada umumnya sudah menggunakan masker dan sarung tangan.

"Di pasar tiga lantai, pasar Srago dan pasar Mlinjon, sudah pakai kok. Kuncinya, jangan bosan-bosan pakai masker demi kesehatan bersama," kata Bambang. (eru)