Tidak Menggunakan Masker, Dilarang Masuk Setren Opak

Tidak Menggunakan Masker, Dilarang Masuk Setren Opak

KORANBERNAS.ID,BANTUL --Selama dua hari obyek wisata Setren Opak  yang berada di Dusun Karangploso, Desa Sitimulyo,Kecamatan Piyungan, Bantul menggelar gerakan Semangat Bersih, Indah Sehat dan Aman atau Semangat  “BISA”.

Gerakan yang mendapat support dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ini digelar Sabtu (10/10/2020) dan Minggu (11/10/2020) dengan  melakukan renovasi terhadap berbagai sarana di obyek wisata yang  diresmikan Desember 2018 silam oleh GKR Mangkubumi tersebut.

“Selama dua hari kita melaksanakan gerakan Semangat “BISA” yang diikuti 40 orang warga di Karangploso untuk merenovasi dan memperindah obyek. Mereka melaksanakan kegiatan padat karya dengan mendapat upah Hari Kerja (HOK), kaos, caping, sarung tangan,hand sanitizer serta makan siang”kata pengelola obyek wisata Setren Opak, Yusufa kepada koranbernas.id di lokasi, Minggu (11/10/2020) siang.

Program ini diharapkan semakin menggairahkan wisata di tempat tersebut. Menurut Yusufa, ada 13 item kegiatan yang mendapat dukungan dari Kemenkraf diantaranya  pengecatan dan renovasi mushola, rehab KM,  perbaikan gapuro masuk, gapura tengah, gapura selatan, ruang sekretariat tempat duduk, pagar, panggung , serta  ruang ganti

“Untuk anggaran belum dikalkulasi karena kegiatan belum selesai. Dan anggaran yang di ACC ini per item,”katanya.

Untuk Setren Opak sendiri, lanjut Yusufa sudah buka dan menerima wisatawan ketika sudah ada keputusan new normal kala itu dari pemerintah.

“Sejak ada new normal, kami sudah melakukan pementasan jatilan  4 kali,”katanya.

Dan untuk pengunjung yang menyaksikan dilakukan berbagai pembatasan seperti wajib menggunakan masker,cuci tangan  menggunakan air mengalir dan sabun.

 “Untuk pengunjung wajib  bermasker. Jika datang tidak menggunakan masker, maka tidak kami ijinkan untuk masuk obyek wisata. Sementara untuk wastafel kita menggunakan yang model injak, sehingga tidak langsung bersentuhan dengan kran. Total ada 13 wastafel yang tersebar mulai pintu masuk  hingga titik lain di obyek ,”kata Yusufa.

Kalau terkait restribusi sendiri hingga saat ini belum ada tarif alias seiklasnya. Kecuali saat ada pementasan, pengunjung bisa boking  tempat duduk lewat visiting jogja dengan biaya Rp 15.000 hingga Rp 20.000. Tempat duduk untuk menyaksikan atraksi seni ini dibuat berjarak dan permanen sehingga  tidak bisa digeser-geser.

“Masyarakat disini sendiri  terlibat dalam penyediaan jasa parkir hingga kuliner. Kalau pengelolaaan obyek, dilakukan anak muda di Karangploso,”katanya.

Adapun yang bisa didapat saat mengunjungi obyek ini adalah menikmati kuliner di bawah rimbun pohon bambu , berkeliling Kali Opak dari setren hingga  taman tempuran Cikal di Srimulyo PP menggunakan kapal  dengan biaya seiklasnya serta menyaksikan  atraksi seni. Selain jatilan pihaknya juga menjalin kerjasama dengan Sanggar Omah Opak  yang kerap melakukan kegiatan mereka di tempat tersebut seperti kegiatan tari-tarian, kursus bahasa Inggris, kursus bahasa Jawa dan  pantomim.

“Silahkan bagi yang akan berwisata kami sudah buka, namun tetap harus patuh dalam  melaksanakan protokol kesehatan yang ditentukan,”ungkapnya.

Sementara Purnomo Adi Markus dari bidang pemasaran Dinas Pariwisata Bantul megatakan kegiatan semangat “BISA” dilakukan untuk mempersiapkan pariwisata di tengah pandemi atau Pranatan Anyar Plesiran Jogja. (*)