Gunungkidul Layak Menjadi Satelit Pendidikan di DIY

Gunungkidul Layak Menjadi Satelit Pendidikan di DIY

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Gunungkidul sebagai kabupaten yang memiliki wilayah terluas di DIY, ke depan layak dijadikan sebagai satelit pendidikan. Melalui program kampus desa, semua perguruan tinggi di provinsi ini layak dilibatkan untuk ikut membangun kabupaten itu ke depan.

Inilah keinginan Pasangan Calon (paslon) Gunungkidul, Sutrisna Wibawa-Mahmud Ardi Widanta, kelak jika terpilih melalui proses Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 9 Desember 2020.

“Tidak hanya UNY, nanti akan saya bawa perguruan tinggi masuk Gunungkidul. Dengan menjadi satelit pendidikan akan berdampak pada sumber daya manusia (SDM). Kuliahnya dekat, akan tumbuh spirit masyarakat,” ujarnya menjawab pertanyaan media usai debat pilkada di TVRI Jogja, Selasa (10/11/2020) malam.

Dia mencontohkan, di UNY saja dari jumlah mahasiswa 520 orang, diketahui yang berasal dari Gunungkidul 264 orang. Selebihnya dari berbagai daerah seperti Lampung, Bekasi, Madiun. Artinya, kehadiran kampus di Gunungkidul akan mendorong kemajuan karena adanya interaksi dengan mahasiswa dari luar daerah.

“Melalui program kampus desa, saya ingin membawa kampus-kampus di Yogyakarta untuk bersama-sama membangun desa di Gunungkidul. Saya percaya setiap perguruan tinggi punya lembaga pengabdian kepada masyarakat (LPPM). Kita ingin bersinergi. Silakan Gunungkidul dijadikan laboratorium desa untuk seluruh perguruan tinggi di Jateng dan DIY,” kata Sutrisna.

Ditanya soal debat pilkada, dia menyatakan paslon 01 ini mengedepankan trade mark Harapan Baru Gunungkidul Maju. “Harapan baru artinya kita harus melakukan inovasi dan pembaruan untuk memajukam Gunungkidul. Kalau kita seperti ini jalannya, maka tidak akan mencapai kemajuan. Kata kuncinya adalah inovasi,” jelasnya.

Inovasi apa saja? “Inovasi birokrasi, karya, pertanian, peternakan untuk Gunungkidul maju. dengan berbagai pembaruan itu akan kita capai kemajuan. Itu kunci utama,” tambahnya.

Dia menyebutkan ada lima misi untuk memajukan Gunungkidul. Pertama, Gunungkidul Tanggap, yang fokus pada identifikasi permasalahan dan perkembangan peta. Kedua, Gunungkidul Sehat. Artinya, kesehatan adalah kunci utama membangun. Ketiga, Gunungkidul Cerdas, dilakukan dengan cara menempatkan SDM untuk pembangunan Gunungkidul.

“Maaf ya, Gunungkidul itu dari sisi pendidikan masih rata-rata 7,3 sementara tingkat DIY sudah 9 koma, sehingga tantangan ke depan makin berat. Saya adalah uculan rektor yang otomatis pendidikan menjadi program utama, mulai PAUD sampai perguruan tinggi. Sasaran saya tidak hanya SMA, tetapi sampai perguruan tinggi,” tandasnya.

Keempat, Gunungkidul Kreatif. Menurut Sutrisna, kreativitas bagian dari upaya mengelola kemajuan abad ke-21 dengan mengedepankan bekal kreatif, kritis, komunikasi dan kolaborasi. “Semua sumber daya di Gunungkidul kita gerakkan. Harus ada yang baru. Nek sing sama saja, itu sami mawon nggak akan ada perkembangan. Inilah perlunya kemajuan berdasarkan inovasi,” tambahnya.

Kelima, Gunungkidul Harmonis. “Terus terang sekarang Gunungkidul sudah tata titi tentrem. Itu akan kita jaga. Gotong royong sebagai spirit untuk membangun,” kata dia.

Masih ada dua lagi program unggulan paslon ini, salah satunya inkubator bisnis yakni aksi nyata mengatasi persoalan akibat keterpurukan ekonomi. Program ini diarahkan pada kewirausahaan yang terintegrasi, digarap oleh berbagai dinas dan harus menyatu.

“Kemudian, jangan biarkan setelah dilatih (kemudian) selesai, tetapi diikuti workshop di mana keanekargaman produk dimonitor sampai benar-benar mampu berbisnis sendiri,” jelas Sutrisna.

Sedangkan Mahmud Ardi Widanta saat ditanya mengenai kansnya pada Pilkada kali ini menyatakan dirinya melihat kekuatannya ada pada milenial. Hal ini mengingat pemilih pemula di Gunungkidul jumlahnya mencapai 26 persen.

“Pemilih pemula menjadi kunci, sekitar 26 persen, yang hingga hari ini belum menentukan sikap. Saya ajak dukung 01 karena kami satu-satunya yang mewakili generasi muda. Kalau 01 terpilih, kita akan bikin sport center bertaraf nasional. Kita mampu. Tanah kita sangat luas,” ungkapnya.

Dia mengajak para pemilih pemula untuk cerdas memilih wakil bupati yang mewakili generasi muda. “Program kami Gunungkidul Kreatif sudah jelas, generasi muda akan kita didik menjadi petani atau peternak milenial yang punya kekuatan bisnis. Sekaligus emak-emak juga kita sasar dengan UMKM, kita biaya supaya produktif dan kreatif menata ekonomi ke depan pasca-Covid-19,” ucapnya. (*)