Gunungkidul Ditantang Berani Menerapkan e-Ticketing Pariwisata

Gunungkidul Ditantang Berani Menerapkan e-Ticketing Pariwisata

KORANBERNAS.ID, GUNUNGKIDUL – Pasangan cabup-cawabup Gunungkidul, Bambang Wisnu Handoyo - Benyamin Sudarmadi (Babe), menginginkan pengelolaan obyek wisata Gunungkidul mulai menerapkan sistem e-ticketing. Dengan tiket elektronik, seluruh pos pintu masuk Tempat Pembayaran Retribusi (TPR) mudah terbaca sistem perangkat digital.

“Tata kelola pariwisata kabupaten lain seperti Sleman dan Bantul, sistem itu sudah jalan beberapa tahun lalu. Semua pengunjung otomatis terekam alat digital ini, sehingga bisa menekan tingkat kebocoran retribusi wisata,” kata Bambang Wisnu Handoyo, calon bupati Gunungkidul, saat mengunjungi kawasan obyek wisata pantai Gunungkidul, Selasa (20/10/2020).

Menurut calon bupati nomor urut 3 ini, tata kelola sektor pariwisata menggunakan e-ticketing ada banyak manfaat. Pertama, pengelolaan retribusi yang lebih transparan dan penyajian data kunjungan wisata yang semakin mudah.

Kedua, sistem e-ticketing ini sudah menjadi tuntutan zaman, dan memudahkan layanan pariwisata lebih profesional serta wujud pemerintah melindungi petugas ketika menghadapi “jebakan” atau “godaan” yang ditemui di lapangan.

Ketiga, cabup yang memang ahli tata kelola keuangan di Pemda DIY ini menyebut, kabupaten yang sudah mulai menerapkan sistem digital ini pendapatan retribusi setiap bulan langsung terlihat melonjak naik, dibandingkan sebelum menerapkan e-ticketing.

“Sebenarnya sistem e-ticketing lebih mudah, sederhana dan efisien. Bisa menghemat produksi cetak tiket kertas. Paling penting pada menit itu juga mesin langsung merekam dan membaca dari pusat pelayanan induk, pada Dinas Pariwisata,” ujar Bambang meyakini sistem yang dijelaskan bisa lebih menghemat belanja pegawai.

Dalam agenda blusukan,  Bambang Wisnu tidak hanya mampir di pos TPR. Calon bupati Gunungkidul yang diusung PDI Perjuangan ini juga menyambangi posko Tim SAR di Pantai Baron.

Kebetulan, calon bupati ini mantan Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Pemda DIY, sehingga menaruh perhatian bagi relawan Tim SAR se DIY agar seluruh tugas terdukung fasilitas yang lebih mamadai.

Di posko Tim SAR Pantai Baron, dia sempat berdialog dengan personil SAR dan cek peralatan penunjang, seperti radio komunikasi antar pos dan antarregu, lintas daerah serta peralatan siaran untuk pengunjung.

Calon bupati yang berpasangan dengan Benyamin Sudarmadi dan dikenal bos Bakmi Jawa itu juga menyatakan, tata kelola pariwisata harus terbangun keutuhan dan kekompakan.

Pelayanan pariwisata akan menentukan kepuasan wisatawan Gunungkidul. Dari mulai petugas di pos TPR, petugas keamanan, Tim SAR, Kelompok Sadar Wisata, perhimpunan pengusaha dan restoran, paguyuban pedagang, petugas pengelola parkir dan kelompok nelayan.

Kekompakan pelayanan pariwisata Gunungkidul ini harus diwujudkan bersama-sama, mengingat kunjungan wisata di Gunungkidul tidak memenuhi target pendapatan daerah yang telah ditetapkan, kurang sebanding dengan tingkat kemacetan arus lalu lintas di hari liburan.

Dari data BPS (Badan Pusat Statistik), tidak tercapainya target pengunjung dan pendapatan daerah retribusi wisata Gunungkidul terlihat pada tahun 2018 sebanyak 856.786 pengunjung dan tahun 2019 turun 855.938 pengunjung dan berdampak turunnya tingkat pendapatan.

Adapun data Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, pendapatan sektor pariwisata tahun 2017 tidak mencapai target Rp 25 miliar, tahun 2018 target Rp 28 miliar dicapai Rp 24,2 miliar dan tahun 2019 turun target Rp 27 miliar hanya dicapai Rp 25 miliar. “Kalau e-ticketing ini berani diterapkan, saya optimistis target Dinas Pariwisata akan mudah tercapai,” kata Bambang Wisnu Handoyo. (*)