Garin Nugroho Menyentil Perilaku Korupsi Lewat Film Ayun-ayun Negeri

Garin Nugroho Menyentil Perilaku Korupsi Lewat Film Ayun-ayun Negeri

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Pandemi Covid-19 sama sekali tidak menyurutkan kreatifitas seniman di Yogyakarta. Dengan segala keterbatasan demi mamatuhi protokol kesehatan, para seniman lintas disiplin ilmu ini dapat menghasilkan sebuah karya yang mampu menyentil perilaku korupsi di Indonesia.

Sebuah karya film dongeng di kala pandemi dengan judul Ayun-ayun Negeri karya bersama sineas Garin Nugroho dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diperkenalkan secara terbatas pada Minggu (29/11/2020). Film Dongeng ini menjadi bagian dari rangkaian Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia 2020).

Giri Suprapdiono selaku Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK menyebut, cangkir blirik (gelas kaleng dengan motif bintik-bintik berwarna hijau telur-red) yang muncul dalam sebuah adegan film musikal Ayun-ayun Negeri karya Garin Nugroho sebagai sebuah ikon yang tidak bisa dilupakan.

Cangkir blirik selalu diingat oleh pegiat anti-rasuah di Indonesia. Bagaimana tidak, cangkir atau mug yang berisi air keras ditemukan tergeletak di tempat kejadian penyerangan salah satu penyidik senior KPK, Novel Baswedan.

Cangkir yang tergeletak di tempat kejadian itu bahkan mengelupaskan beton yang terkena tumpahan sisa air keras di lokasi. Akibatnya, membuat Novel Baswedan mengalami kebutaan total di mata sebelah kiri dan hanya tinggal 3 persen kemampuan mata sebelah kanan.

"Sudah enam kali melakukan operasi, ganti gigi hingga ganti gusi. Novel sempat mampu melihat sebentar kemudian benar-benar buta, dan yang kanan tinggal 30 persen," paparnya saat screening Film Dongeng Kala Pandemi: Ayun-ayun Negeri, Minggu (29/11/2020) di Kedai Kebun Forum, Yogyakarta.

"Namun dengan kemampuan yang 30 persen ini pun, mengejutkan. Dia memimpin untuk melakukan OTT salah satu menteri dengan harapan kita bisa menumbuhkan lebih lagi harapan-harapan terhadap pemberantasan korupsi di tanah air," lanjutnya.

Dongeng dan festival, lanjut Giri, adalah perpaduan seni melawan korupsi. Korupsi harus dilawan dengan berbagai cara, sesuai dengan strategi KPK pada saat ini. Yaitu, strategi pendidikan dan peran serta masyarakat, termasuk perlawanan korupsi dengan seni. Artinya, halus namun menukik, tajam namun tak melukai, mengasah hati untuk nurani, menanamkan nilai diri tanpa menggurui.

"Ini adalah strategi baru pendidikan KPK agar insan negeri tidak ingin korupsi. Pendekatan baru, selain OTT dan pengembalian aset hasil korupsi yang seksi," imbuhnya.

"Pemberantasan korupsi bukan sekedar menanamkan ketakutan melalui OTT, juga membangun sistem dengan pencegahan. Namun sangat membutuhkan strategi pendidikan agar tidak ingin korupsi, enggan korupsi karena kuat menahan godaan dalam kesendirian," tutupnya.

Sementara Jamaludin Latif, salah satu seniman yang terlibat dalam pembuatan film dongeng ini mengaku bahwa pembuatan film ini tidak membutuhkan waktu lama. Total satu bulan, dengan waktu latihan hanya sekitar tiga minggu. Garin selaku sineas yang kerap bekerja dalam film-film tak biasa melakukan banyak improvisasi yang bisa langsung dieksekusi oleh pemain.

"Dalam Ayun-ayun Negeri ini, Garin mengajak teman-teman baru untuk mengambil peran film, bahkan ada yang belum pernah akting. Ini seru, karena Mas Garin sangat berani dalam hal ini," imbuhnya.

"Hal ini punya tantangan tersendiri, karena Mas Garin tidak pernah secara langsung memberikan kritik. Kami (pemain) merasa bertanggungjawab terhadap peran masing-masing," lanjutnya.

"Seni pertunjukan memang tidak akan tergantikan oleh media rekaman seperti ini, tapi dengan usaha yang maksimal, kami berharap pesan ini bisa tetap tersampaikan kepada masyarakat yang lebih luas," terang Jamal.

Dongeng karya Garin Nugroho merupakan sebuah kisah menjahit sejarah korupsi sejak jaman sebelum merdeka. Seniman yang terlibat di dalamnya adalah seniman yang paham keresahan negeri karena terayun ayun karena korupsi. Bagaikan keledai yang terjerumus dalam ke lubang yang sama. Dongeng ini berusaha mengingatkan kembali.

Garin mengaku, di saat pandemi menjadi tantangan. Segalanya daring atau online. Terlebih fenomena esensi panggung dalam kaitannya dengan film. Sementara di sisi lain, sungguh tidak mudah mengangkat tema serius soal politik dan sosial berkait sejarah dalam panggung.

"Maka teater musikal ini menggabungkan antara pantun, tonil hingga broadway ala Jogja . Kultur nasi campur sebagai esensi penciptaan," terang Garin.

Laiknya karya seni yang baik, harus mampu mengajarkan pemirsanya untuk mampu membangun nuraninya kembali agar mampu memimpin dirinya sendiri (self mastery) berkaca pada perilaku aktornya dan nilai hidup di dalamnya.

Film dongeng ini akan tayang dalam malam anugerah penghargaan pemenang Anti Corruption Film Festival 2020 pada 8 Desember 2020. (*)