Gandeng Badan POM, Anggota DPR RI Sukamto Ajak Warga Introspeksi
Sebagai wakil rakyat, suami dari Ny Hj Suharni ini menegaskan pentingnya kesehatan.
KORANBERNAS.ID, SLEMAN – Menggandeng Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) dalam hal ini Balai Besar POM di Yogyakarta, anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Sukamto, turun langsung memberikan edukasi seputar pentingnya keamanan makanan dan obat-obatan.
Kegiatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) bersama Tokoh Masyarakat H Sukamto SH (Anggota Komisi IX DPR RI) kali ini berlangsung di Balai Kalurahan Margomulyo Seyegan Sleman, Selasa (7/11/2023).
Tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap keamanan, manfaat dan mutu produk obat dan makanan.
Di hadapan ratusan warga saat memberikan pengarahan sekaligus memandu jalannya diskusi, politisi senior yang membidangi kesehatan itu mengajak warga untuk introspeksi.
“Ini penting. Tolong introspeksi. Gula itu simbok-nya segala bentuk penyakit. Kakehan gula menjadi diabetes atau sakit gula, kakehan garam darah tinggi. Dampaknya panjang sekali sampai penyakit jantung,” ungkapnya.
Anggota Komisi IX DPR RI Sukamto didampingi anggota DPRD Sleman Rahayu Widi Nuryani bersama perwakilan penerima program USEP. (sholihul hadi/koranbernas.id)
Sebagai wakil rakyat, suami dari Ny Hj Suharni ini menegaskan pentingnya kesehatan. Orang sekaya apapun bahkan uangnya sampai bertumpuk-tumpuk sekalipun apabila tubuhnya tidak sehat dengan sendirinya kekayaan itu tidak ada artinya. “Maka, pengawasan obat dan makanan ini sangat penting bagi kesehatan,” ucapnya.
Sukamto yang diplot oleh DPP PKB menjadi Calon Bupati Sleman pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 itu mengungkapkan realita yang terjadi di masyarakat Indonesia termasuk di Yogyakarta saat ini.
“Setelah diteliti (oleh Kemenkes) 50 persen lebih warga kekurangan sayur dan buah,” kata dia.
Sebaliknya, yang terjadi justru kelebihan nasi, gula, garam dan gorengan. “Tolong, banyak makan sayur dan buah. Habis makan kemudian makan buah akan menjadi racun, itu bohong. Jangan percaya,” ujarnya.
Memang, lanjut Sukamto, buah cepat sekali terserap pencernaan dibandingkan nasi. Tetapi, kata dia, salah kaprah jika ada yang menyebutkan terjadi pembusukan antara buah dan nasi.
Diah Tjahjonowati di antara peserta kegiatan KIE Obat dan Makanan di Seyegan Sleman. (sholihul hadi/koranbernas.id)
“Memang, paling tepat makan buah saat perut lapar atau sebelum makan. Sore atau bangun tidur makan kates itu bagus,” ujarnya.
Untuk mengurangi gula supaya tidak menumpuk di tubuh, Sukamto mengingatkan usai makan hindari minum teh githel (legi kenthel).
Mewakili Kepala Balai Besar POM di Yogyakarta Bagus Heri Purnomo, Pengawas Farmasi dan Makanan, Diah Tjahjonowati, juga mengajak masyarakat untuk menjadi konsumen yang cerdas salah satunya ikut mengawasi obat dan makanan serta tidak membeli produk makanan yang kedaluwarsa meski ada iming-iming diskon.
“Tolong perhatikan kemasan. Jangan eman-eman, padahal sudah berjamur atau basi. Kesehatan kita jauh lebih mahal dari sepotong kue,” kata dia.
Dalam kesempatan itu, satu per satu Diah membahas penggolongan obat yang ditandai lingkaran hijau, biru atau merah. “Obat ndhol hijau artinya obat bebas bisa dibeli di toko obat berizin dan apotek untuk mengatasi gangguan kesehatan ringan pusing, batuk, pilek,” jelasnya.
Narasumber dan tamu undangan Kegiatan KIE Obat dan Makanan bersama Tokoh Masyarakat H Sukamto SH. (sholihul hadi/koranbernas.id)
Dia juga wanti-wanti kepada masyarakat jangan salah menggunakan obat. Ada baiknya terlebih dahulu tanya informasi ke dokter dan apoteker. Jangan sampai terjadi salep luka dipakai untuk salep mata. Atau, obat yang cara penggunaannya dimasukkan dubur karena salah dengar dicampur bubur.
Tak lupa Diah juga berbagi tips agar terhindar dari obat-obatan palsu, salah satunya yang sering dipalsukan adalah obat sakit gigi. Kemudian, ada lagi obat luka zaman dulu yang sudah ditarik dari peredaran karena lukanya hanya sembuh pada permukaan saja sedangkan di dalam masih basah sehingga berbahaya mengakibatkan pembusukan.
Berikutnya, Diah juga menjelaskan mengenai bahaya jamu tradisional cespleng yang banyak beredar di pasaran. Jamu jenis ini mudharat-nya lebih banyak bahkan berbahaya daripada khasiatnya.
Contoh, obat tradisional pegel linu yang diberi campuran Bahan Kimia Obat (BKO), ada parasetamol, dexa atau ibuprofen. “Ditembak tiga macam pereda rasa nyeri, jika terus terusan ginjalnya rusak, hati sakit, keropos tulang belakang, muka bulan atau kepu kepu,” jelasnya.
Diah juga berpesan khususnya kepada kaum ibu untuk memperhatikan anak-anaknya dengan memberikan makanan yang bergizi, beragam dan aman. Ini merupakan upaya bersama menekan angka stunting.
ARTIKEL LAINNYA: Pemilu Bukan Ajang Pertengkaran, Anggota DPR RI Sukamto Diplot Jadi Calon Bupati Sleman
Pada bagian lain terkait edukasi politik sehubungan semakin dekatnya pelaksanaan Pemilu 2024, Sukamto meminta jangan ada yang bersitegang hanya gara-gara pemilu. “Kalau ada perbedaan pilihan sumangga, silakan, jangan sampai odok-odokan,” ungkapnya.
Mengingat dirinya sudah diplot sebagai Calon Bupati Sleman pdaa Pilkada 2024 sekaligus diperbantukan memperkuat Dapil Jawa Tengah V sebagai Caleg DPR RI mewakili Solo, Sukoharjo, Boyolali dan Klaten, Sukamto menyatakan siap.
“Saya insyaAllah sudah didhok sebagai Calon Bupati Sleman, namun sementara ini saya dikon ewang-ewang di Jateng V,” ujar mantan anggota polisi yang mulai bertugas di Yogyakarta sejak 1 Januari 1966 serta selama 49 tahun hingga sekarang menjadi Ketua RW itu.
Dalam kesempatan itu Sukamto didampingi Ketua Komisi C DPRD Sleman Rahayu Widi Nuryani menyerahkan bantuan kepada penerima Program Usaha Sosial Ekonomi Produktif (USEP) untuk lima kalurahan di Seyegan.
Program yang sudah berjalan lebih dari dua tahun ini merupakan aspirasi dari anggota DPR RI Sukamto. Setiap kelompok diberikan bantuan Rp 30 juta. Ada yang berkembang menjadi Rp 42 juta, Rp 50 juta bahkan ada salah satu USEP di wilayah Seyegan Sleman dananya berkembang menjadi Rp 100 juta. (*)