Fortinet FastTrack Hadir di Yogyakarta, Bahas Keamanan Siber untuk Berbagai Sektor

Menurut Edwin, salah satu tantangan terbesar dalam dunia keamanan siber adalah kurangnya pemahaman dan kesadaran terhadap perlindungan data

Fortinet FastTrack Hadir di Yogyakarta, Bahas Keamanan Siber untuk Berbagai Sektor
Fortinet menggelar Fortinet FastTrack di Yogyakarta, melibatkan puluhan peserta dari kalangan pendidikan, rumah sakit, serta unsur pemerintah. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA--Ancaman siber yang semakin berkembang mendorong Fortinet untuk terus meningkatkan kesadaran dan kesiapan organisasi dalam menghadapi serangan digital. Pada 18 Februari 2025, Fortinet mengadakan acara Fortinet FastTrack di Hotel Tentrem Yogyakarta dengan fokus pada keamanan aplikasi web dan API. Acara ini diikuti oleh 33 peserta dari berbagai institusi, termasuk universitas, rumah sakit di Yogyakarta dan Semarang, serta Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Yogyakarta.

Edwin Lim, Country Director Fortinet Indonesia, mengungkapkan bahwa tujuan utama acara ini adalah untuk mengedukasi pelanggan dan mitra mengenai solusi keamanan siber yang ditawarkan Fortinet.

Selain itu, acara ini menjadi wadah bagi peserta untuk berbagi pengalaman dalam menghadapi ancaman siber yang semakin kompleks.

“Kami ingin meningkatkan kesadaran akan pentingnya keamanan siber di berbagai sektor, termasuk pendidikan dan kesehatan,” ujarnya.

Menurut Edwin, salah satu tantangan terbesar dalam dunia keamanan siber adalah kurangnya pemahaman dan kesadaran terhadap perlindungan data. Banyak organisasi yang masih belum memiliki sistem keamanan yang memadai, sehingga rentan terhadap serangan siber. Selain itu, kurangnya tenaga ahli di bidang keamanan siber, juga menjadi tantangan besar bagi banyak institusi di Indonesia.

Country Director Fortinet Indonesia, Edwin Lim. (istimewa)

Fortinet berkomitmen untuk membantu organisasi meningkatkan keamanan siber mereka melalui berbagai program pelatihan dan sertifikasi. Selama pandemi, Fortinet telah menawarkan pelatihan gratis untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja di bidang ini. Selain itu, perusahaan juga berkolaborasi dengan universitas dan institusi pendidikan guna mencetak lebih banyak profesional di sektor keamanan siber.

Selain memberikan edukasi, Fortinet juga menawarkan berbagai solusi keamanan yang dapat diakses oleh semua segmen, termasuk usaha kecil dan menengah (UKM). Edwin menegaskan bahwa banyak serangan siber yang menargetkan individu, sehingga perlindungan perangkat pribadi juga menjadi hal yang sangat penting. “Masyarakat perlu lebih waspada terhadap ancaman phishing dan serangan online lainnya,” tambahnya.

Dalam implementasi sistem keamanan, Edwin menyoroti bahwa banyak organisasi di Indonesia masih bergantung pada solusi yang kurang optimal. “Banyak organisasi yang belum memahami bahwa keamanan siber bukan hanya tentang perangkat lunak, tetapi juga bagaimana membangun budaya keamanan yang kuat di dalam perusahaan,” jelasnya.

Ke depan, Fortinet akan terus berupaya meningkatkan kesadaran akan keamanan siber melalui seminar dan lokakarya. Dengan kolaborasi yang erat antara sektor swasta, pemerintah, dan institusi pendidikan, diharapkan ekosistem keamanan siber di Indonesia dapat semakin kuat dan siap menghadapi berbagai ancaman digital yang terus berkembang. (*)