Festival NFT Terbesar Hadir sebagai Portal Metaverse Perupa Yogyakarta

Festival NFT Terbesar Hadir sebagai Portal Metaverse Perupa Yogyakarta

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Festival Non-Fungible Token (NFT) terbesar di Indonesia hadir di Yogyakarta. Festival bernama Indo NFT Festiverse ini dihelat Sabtu (9/4/2022) hingga sembilan hari kedepan di Galeri R J Katamsi, Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Sebanyak 238 kreator NFT ikut menghadirkan karya terbaik mereka dalam Indo NFT Festiverse ini.

Rato Tanggela, salah satu kreator NFT yang ikut terlibat dalam festival ini menyambut baik penyelenggaraan ini. Menurutnya, kampus ISI Yogyakarta merupakan pencetak seniman dengan proses berkarya yang sudah tidak diragukan lagi. Namun belum semua mengerti atau terlibat dengan dunia baru bernama NFT ini.

"Padahal NFT ini bukan merupakan perpindahan media dari tradisional, konvensional ke digital, melainkan sebuah perluasan. Jika kita dulu sama-sama belajar fotografi, drawing dan berbagai media lain, NFT itu merupakan salah satu media alternatif media untuk penempatan karya. Dengan demikian seharusnya semangatnya tetap sama," terang Rato di sela-sela pembukaan Indo NFT Festiverse Sabtu (9/4/2022).

"Berkarya fisik ataupun digital sebenarnya sama, cuman karena medianya semakin luas, teknologi semakin berkembang ini merupakan kesempatan bagi teman-teman untuk lebih semangat lagi untuk memperluas karyanya untuk dikenal banyak orang," lanjutnya.

Rato yang pernah bekerja sebagai motion graphic creator di salah satu stasiun televisi swasta merasakan ketertarikannya pada NFT ini terbilang belum lama. Menurutnya, sistem royalti yang berlaku pada setiap karya NFT lebih masuk akal bagi pekerja seni. Hal ini sangat berbeda dengan penjualan konvensional, Seniman tidak lagi mendapatkan untung bila karyanya sudah terjual kesekian kali.

"Di NFT, kreator terus mendapatkan keuntungan selama karya tersebut diperjual-belikan di platform atau pasar NFT. Bahkan setelah kreator meninggalpun, royalty tetap berjalan. Otomatis generasi anak-anak si kreator tetap bisa mendapatkan royalty tersebut. Dengan demikian akhirnya teman-teman perupa bisa seperti musisi-musisi yang mendapatkan royalti saat lagu mereka dimainkan di kafe-kafe," imbuhnya.

Di Jakarta, sahabat-sahabat Rato banyak yang memanfaatkan dunia baru bernama NFT ini untuk menjual karya digital. Sebagai alumni ISI Yogyakarta, Rato merasa terpanggil untuk mengajak teman-teman di Sewon untuk mulai melek terhadap NFT. Menurutnya di kampus ini potensinya lebih besar.

"Pada akhirnya menghadirkan Indo NFT Festiverse yang memamerkan karya-karya NFT secara fisik pun mendapat banyak kritikan. Namun dengan support penuh dari kampus dan misi edukasi, kami ingin pameran ini merupakan portal bagi kreator-kreator yang jago berkarya secara fisik ke dunia yang nyata ini ke dunia metaverse," lanjutnya.

Rektor ISI Yogyakarta, Agus Burhan menambahkan, Sejak populer mulai tahun 2017, NFT mengalami perkembangan cukup pesat sampai sekarang. Meski popularitas NFT saat ini masih terbatas di dunia seni, hobi, dan hiburan, namun tidak bisa dipungkiri adanya potensi besar pengaplikasian NFT dalam banyak sektor.

Menurutnya, festival ini menjadi jembatan bagi para kreator, kolektor, pegiat NFT sekaligus masyarakat pada umumnya untuk memasuki dunia blockchain dan mengenal salah satu aset digital berbasis teknologi yang sedang populer ini. Selain itu, pameran ini juga menjadi titik pertemuan berbagai ragam kreatifitas baik dalam seni maupun teknologi, hiburan, dan budaya populer lainnya.

“Kita musti berada dalam gelombang ini, jangan sampai kita tak bisa jadi tuan rumah di negeri sendiri dalam gelombang baru industri Blockchain dan metaverse ini,” tandasnya.

Salah satu mitra penyelenggara, Intan Wibisono mengatakan, sebagai sebuah festival dari gelombang baru seni dan teknologi, Indo NFT Festiverse dirancang untuk menjadi sebuah perhelatan rutin untuk menguji, mengapresiasi, dan menumbuhkan ekosistem NFT di tanah air.

"Sejak awal, intensi dari Indo NFT Festiverse adalah menjadi wadah bagi seluruh pemangku kepentingan dunia seni dan teknologi tanah air untuk saling bertemu, sharing dan berkolaborasi memajukan Indonesia dalam gelombang baru teknologi ini," lanjutnya.(*)