Dukung Percepatan Investasi ke Bisnis dan UMKM, Ekosistem dan Infrastruktur Securities Crowdfunding Perlu Ditingkatkan

Dukung Percepatan Investasi ke Bisnis dan UMKM, Ekosistem dan Infrastruktur Securities Crowdfunding Perlu Ditingkatkan
Prof. Wimboh Santoso Bersama Heinrich Vincent dan Wawan Harmawan saat “Dialog & Sosialisasi Securities Crowdfunding: Meningkatkan Literasi, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen dalam Investasi dan Pendanaan UMKM” di Kantor OJK DIY. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA--Industri Securities Crowdfunding mengalami pertumbuhan pesat dalam beberapa tahun terakhir, sehingga membuka pintu bagi peluang investasi yang lebih inklusif dan memberdayakan UMKM. Dalam rangka memperkuat pemahaman dan perlindungan konsumen terhadap industri ini, Asosiasi Layanan Urun Dana Indonesia (ALUDI) bersama Kamar Dagang Indonesia (KADIN) DIY dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) DIY menyelenggarakan acara literasi dan edukasi yangbertajuk Dialog & Sosialisasi Securities Crowdfunding: Meningkatkan Literasi, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen dalam Investasi dan Pendanaan UMKM.

Dialog serta sosialisasi yang dilaksanakan, Jumat (26/4/2024), di Kantor OJK DIY ini menjadi wadah bagi para pelaku industri, regulator, dan masyarakat umum untuk berdiskusi tentang pentingnya literasi finansial, pertumbuhan industri dan upaya perlindungan konsumen dalam konteks investasi dan pendanaan UMKM melalui skema securities crowdfunding.

Pada kesempatan ini juga dilakukan penandatanganan MoU antara ALUDI dengan KADIN DIY mengenai pemberian fasilitas pembiayaan dan wadah investasi bagi anggota KADIN melalui anggota ALUDI yang telah berizin di OJK.

Berdasarkan data ALUDI, per tanggal 22 April 2024, total pendanaan sudah mencapai lebih dari Rp 1.2 Triliun, dengan total penerbit berjumlah 609 Penerbit, dengan total pemodal yang sudah berinvestasi sebesar lebih dari 172 ribu pemodal yang tersebar di seluruh Indonesia.

Untuk di DIY sendiri sudah ada total 30 penerbit yang berhasil mendapatkan pendanaan dengan total pendanaan hingga Rp 50 miliar.

Prof. Wimboh Santoso, SE, M. Sc, Ph. D, Akademisi, Ketua Dewan Komisioner OJK Tahun 2017-2022 dan Dewan Pembina ALUDI mengatakan, program pengembangan UMKM sudah menjadi strategi dalam pembangunan ekonomi di seluruh dunia. Ini lantaran UMKM dapat mendukung pertumbuhan ekonomi terutama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.

Pemerintah Indonesia pun telah mengembangkan pembiayaan UMKM ini dengan berbagai program, namun kemampuan yang ada relatif lebih kecil dibandingkan dengan kebutuhan yang ada.

Untuk itu perlu terobosan dalam melakukan pembinaan UMKM di Indonesia dalam bentuk skema pembiayaan securities crowdfunding yang dapat membantu pengusaha mencari alternatif pembiayaan apabila terjadi kendala pembiayaan dari perbankan maupun lembaga keuangan lainnya.

Heinrich Vincent, selaku Wakil Ketua Umum ALUDI, serta Founder & CEO Bizhare mengatakan, hadirnya skema pendanaan UMKM melalui Securities Crowdfunding ini, diharapkan dapat menjadi solusi pendanaan dan Investasi bagi para pelaku bisnis maupun UMKM, untuk dapat terus tumbuh. Sejalan dengan program pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, diharapkan para pelaku usaha dapat semakin mudah untuk mendapatkan pendanaan, yang biasanya hanya didapat melalui metode konvensional. Bukan hanya itu saja, para pemodal atau investor pun bisa merasakan keamanan serta transparansi atas dana yang diinvestasikannya.

Vincent juga berharap ekosistem dan infrastruktur pada industri Securities Crowdfunding ini dapat terus berkembang, seperti optimalisasi dan percepatan kerjasama yang sudah ada saat ini dengan KSEI dan Bank Kustodian, peningkatan likuiditas, frekuensi dan durasi Pasar Sekunder, kerja sama dengan lembaga keuangan lainnya seperti Sekuritas dan Manajer Investasi, hingga mekanisme mitigasi risiko penerbit agar dapat tetap terjaga dengan baik dan memperhatikan aspek perlindungan konsumen di sektor pasar modal.

ALUDI juga selalu aktif berkoordinasi dengan OJK dalam hal memberikan masukan untuk perkembangan industri secara keseluruhan.

Sementara, Wakil Ketua Umum Bidang Keuangan & Ekonomi Syariah KADIN DIY Wawan Harmawan mengatakan, lebih dari 300.000 pelaku usaha dari berbagai sektor seperti kuliner, fashion dan kerajinan yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta ini terus tumbuh seiring waktunya.

Melalui adanya securities crowdfunding ini, diharapkan menjadi solusi yang memudahkan bagi pelaku usaha untuk bisa mendapatkan modal mengembangkan usahanya. Kolaborasi bersama komunitas juga dibutuhkan supaya dapat menjadi sebuah ekosistem yang holistik dalam roda penggerak pertumbuhan ekonomi Daerah Istimewa Yogyakarta ke depannya.

Melalui dialog dan sosialisasi ini, diharapkan dapat menjadi wadah yang dapat memfasilitasi para pelaku bisnis serta UMKM untuk mendapatkan kemudahan akses pembiayaan, memberikan edukasi kepada calon pemodal dan penerbit, serta memicu pertumbuhan masif bagi industri Securities Crowdfunding,” katanya. (*)