DPRD Jateng Berharap Perda Keolahragaan Mampu Pacu Prestasi
Komisi E DPRD Jateng menyerap aspirasi daerah dalam kaitan penyusunan Raperda Keolahragaan yang diiniasi DPRD Jateng.
KORANBERNAS.ID, SEMARANG -- DPRD Provinsi Jawa Tengah (Jateng) berharap banyak dari Peraturan Daerah (Perda) Keolahragaan dapat meningkatkan pola pembinaan atlet di daerah sehingga mampu memacu prestasi di kancah nasional.
Anggota Komisi E DPRD Jateng, Muh Zen, mengatakan keolahragaan di provinsi ini patut dioptimalkan lagi, dengan tolok ukur capaian prestasi terutama di PON (Pekan Olahraga Nasional).
“Bisa tidak Jateng masuk tiga besar PON menggeser DKI Jakarta atau Jabar bahkan mungkin Jatim. Sebab, selama masih lima besar, ‘musuhnya’ banyak. Kami ke daerah-daerah ini untuk menyerap aspirasi untuk masuk pada naskah akademik rancangan perda keolahragaan,” ujarnya.
Muh Zen mengemukakan hal itu saat kunjungan kerja Komisi E DPRD Jateng pekan lalu untuk menyerap aspirasi daerah dalam kaitan penyusunan Raperda Keolahragaan yang diinisiasi DPRD Jateng.
Menurut dia, dari hasil pertemuan dengan pemangku kepentingan keolahragaan di Kabupaten Wonogiri dapat disimpulkan perlu ada kesepahaman dalam pengembangan dan pembinaan olahraga.
Kunjungan kerja Komisi E DPRD Jateng ke Wonogiri. (istimewa/Dokumentasi Humas DPRD Jateng)
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) setempat berharap banyak pada Perda Keolahragaan dapat berdampak pada pola pembinaan dan pengembangan keolahragaan terutama di daerah.
Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Wonogiri, Haryanto, mengungkapkan masalah minimnya sarana prasarana, pola pembinaan atlet sampai perpindahan atlet pun patut dijadikan bahan materi raperda.
“Kami mengakui masalah anggaran masih menjadi kendala pengembangan keolahragaan di Wonogiri. Meski demikian, di tengah kendala itu sejumlah cabang olahraga terbilang berprestasi. Seperti judo, sepak takraw, pencak silat," jelasnya.
Cabang olahraga itu bisa menyumbang medali emas Porprov kemarin. Selebihnya cabang olahraga masih dalam pembinaan. "Maka dari ini kami mohon Komisi E bisa memberikan dukungan termasuk masalah anggaran kepada daerah-daerah minim pendapatan untuk pengembangan olahraga," tambahnya.
Turut hadir dalam pertemuan tersebut Asisten Administrasi Umum Setda Wonogiri Dra Ristanti, anggota Komisi II DPRD Wonogiri Arum Subekti.
Atlet pindah
Haryanto menambahkan, secara dukungan alam sebenarnya Wonogiri tidak kalah dengan daerah lain. Dia menyebutkan ada Waduk Gajah Mungkur dan landasan paralayang. Namun Wonogiri belum bisa menghasilkan atlet dayung maupun paralayang.
“Landasan paralayang di Wonogiri sesuai informasi yang kami terima itu terbaik se-Asia. Bukan pada sarananya, ternyata ada faktor-faktor lain, seperti angin, medannya itu sangat mendukung. Ironisnya Wonogiri belum ada atletnya. Tidak dipungkiri olahraga itu (paralayang) mahal. Beda kasus dengan Gregoria Mariska Tunjung, asli Wonogiri. Untuk pengembangan diri menjadi atlet, dia harus pindah,” jelasnya.
Ketua KONI Wonogiri Sungkono menegaskan, permasalahan pengembangan keolahragaan di daerah sebenarnya sama yaitu keberadaan sarana dan prasarana yang tidak merata, metode pembinaan berbeda. Permasalahan Wonogiri harus kehilangan empat atlet judo karena pindah ke Grobogan.
“Perlu ada peraturan yang sama dalam memayungi keolahragaan. Termasuk pindah atlet pun semestinya harus persetujuan KONI. Ini harus sinkron,” tukasnya. (adv/anf)