DPR RI Heran Pemerintah Lamban Respons Corona

DPR RI Heran Pemerintah Lamban Respons Corona

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Kalangan anggota DPR RI heran sekaligus menyesalkan langkah-langkah pemerintah yang terkesan lambat merespons wabah Corona. Mestinya penyakit yang sudah menjadi emergensi global itu ditangani secara sangat serius.

“Pemerintah harus proaktif, penyebaran virus Corona  jangan disikapi biasa saja. Pemerintah lamban. Kesuwen,” ujar Sukamta, anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PKS kepada wartawan, Sabtu (8/2/2020), di Sate Klatak Pak Jede Lowanu Yogyakarta.

Alumni Teknik Kimia UGM yang meraih gelar Doktor dari Universitas Manchester Inggris ini menyatakan, setidaknya dari sebelas negara yang sudah terkena, Indonesia terlompati. “Langsung lompat Australia. Alhamdulillah kita patut bersyukur tetapi saya berharap pemerintah jangan teledor,” ungkapnya.

Menurut Sukamta, lebih baik Indonesia berjaga-jaga dan betul-betul siaga termasuk memberikan informasi yang benar kepada masyarakat. Serangan Corona memang luar biasa, menyebar melalui udara.

“Kita tidak ingin masyarakat panik. Kita berharap tim pemerintah, imigrasi, kesehatan dan rumah sakit cermat, kalau ada gejala tangani cepat,” tegasnya.

Terkait informasi mengenai Corona, lanjut dia, selama ini Kementerian Kesehatan belum bekerja sama dengan Kementerian Kominfo. Saatnya pemerintah segera membentuk gugus tugas yang secara terkoordinasi melakukan pencegahan serta berkomunikasi dengan masyarakat.

“Kalau betul terjadi kemudian masyarakat panik, seperti di Natuna penduduk setempat sempat eksodus, apa instruksi pemerintah?” ujarnya heran.

Setidaknya terdapat 19 pintu masuk langsung dari China ke Indonesia. Pemerintah menyatakan sudah menyiapkan thermal  scanner. Persoalannya, lanjut Sukamta, serangan virus itu tidak selalu menunjukkan gejala demam.

“Saya skeptis dengan thermal scanner. Apakah alat itu mampu? Saya berprasangka baik pemerintah masih punya alat yang lebih canggih kemudian menyatakan tidak ada Corona,” tegasnya.

Kepastian ini sangat penting bagi masyarakat. Apabila informasi tentang Corona dibiarkan begitu saja, tidak ada penjelasan resmi dari pemerintah, maka jangan salahkan masyarakat berinisiatif mencari informasi dengan caranya sendiri. Padahal satu-satunya sumber informasi yang paling baik itu berasal dari pemerintah.

Persoalannya lagi, masa inkubasi virus tersebut belum diketahui secara pasti. Padahal di Indonesia banyak warga negara China datang sebagai tenaga kerja maupun turis. Sampai saat ini belum ada laporan serangan Corona mengenai mereka.

“Tidak ter-record atau terlaporkan? Mudah-mudahan tidak terjadi. Kita berlomba dengan waktu. Hari ini di berbagai negara orang antre borong bahan makanan. Kita tidak ingin hal itu terjadi di Indonesia,” paparnya. Jika sampai terjadi seperti di negara-negara lain pemerintah harus menjamin ketersediaan pangan yang cukup.

Sukamta juga berharap pemerintah senantiasa siap siaga dengan cara secepatnya membentuk gugus tugas melibatkan berbagai kementerian maupun lembaga negara, selanjutnya berkantor satu meja.

Langkah ini sangat penting supaya pemerintah bisa berkomunikasi dengan masyarakat untuk menghindari kepanikan.

“Itu sebenarnya yang kita harapkan. Informasi tentang Corona yang diterima oleh masyarakat sampai saat ini masih gelap. Pemerintah perlu menjelaskan virusnya apa? Apakah pencegahannya cukup pakai masker biasa? Apakah terjadi  kekurangan masker? Sampai saat ini kita belum mendapat jawaban memadai,” kata politisi kelahiran Klaten Jawa Tengah itu.

Seandainya terjadi suspek pasti muncul masalah lagi ke mana pasien harus dirujuk, dikover jaminan kesehatan ataukah tidak?

Sukamta menyatakan, berdasarkan hasil komunikasi Komisi I DPR RI dengan Konsulat Jenderal di China diperoleh informasi pemerintah Wuhan China menerapkan standar penanganan sangat ketat bahkan melarang warganya tidak keluar rumah. Bahkan sekolah dan tempat ibadah tutup.

Penanganan yang sangat serius sesuai SOP itulah yang mestinya dijadikan bahan pertimbangan oleh pemerintah. (sol)