Dokter dan Perawat Pakai Helm Saat Simulasi Penanganan Pasien Corona

Dokter dan Perawat Pakai Helm Saat Simulasi Penanganan Pasien Corona

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta, Senin (9/3/2020), mengadakan simulasi penanganan pasien terinfeksi virus Corona Covid-19.

Dengan cekatan, para petugas medis rumah sakit tersebut menangani pasien yang datang dalam keadaan batuk-batuk di loket pendaftaran.

Pasien yang diperagakan oleh laki-laki karyawan rumah sakit itu langsung diberi masker, begitu pula keluarga pengantar.

Duduk sebentar di ruang tunggu sambil sesekali masih batuk-batuk, dia kemudian dibawa ke ruang periksa Instalasi Gawat Darurat.

Petugas medis memeriksanya, diawali dari suhu badan dan tekanan darah.

“Suhu 38 derajat. Panas ya Pak. Tensi normal. Pernah perjalanan jauh?”

“Umrah,” jawabnya singkat.

Sesek, Bapak?

Nggih.”

Petugas medis kemudian melakukan kontak telepon dengan dokter Anam, dokter spesialis emergency rumah sakit tersebut.

Begitu pasien dibawa ke ruang isolasi, di ruangan yang lain dokter dan tim medis mengenakan Alat Pelindung Diri (APD). Seragam khusus itu terlihat brukut dilengkapi semacam helm kuning berkaca bening.

Di ruang isolasi pasien diperiksa intensif dengan peralatan medis modern termasuk dilihat hasil rontgent.

Begitu dinyatakan positif terinfeksi Corona, dokter Anam langsung menelepon RSUP Dr Sardjito untuk menyiapkan tenaga medis maupun tindakan berdasarkan prosedur atau SOP. Di tengah hujan deras, pasien dibawa menggunakan ambulans ke rumah sakit rujukan.

Dokter H Muhammad Komarudin Sp A. (sholihul hadi/koranbernas.id)

Direktur Utama (Dirut) RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, dr H Muhammad Komarudin Sp A yang memantau langsung jalannya simulasi dari awal hingga akhir, menjelaskan simulasi kesiapsiagaan penanganan pasien terindikasi Corona Covid-19 merupakan tindak lanjut dari Pelatihan Tata Laksana Covid-19 & Lepstopirosis yang diikuti 200 peserta dari fasilitas kesehatan tingkat pertama, Sabtu (7/3/2020), di Hotel Grand Dafam Yogyakarta.

Simulasi ini juga sebagai tindak lanjut dari saran dan anjuran Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir yang menyatakan 20 rumah sakit Muhammadiyah di seluruh Indonesia siap mengikuti proses penanganan Covid-19. “Maka kita tindak lanjuti dengan berbagai kegiatan,” kata dia.

Jika ada kejadian diharapkan tenaga medis tidak gagap sehingga lebih siap. “Harapannya jangan sampai ini terjadi di sekitar kita, tetapi seandainya memang benar-benar terjadi kita lebih siap. Tadi kita lihat mulai pasien masuk, datang di pendaftaran, kemudian masuk ruang isolasi, karena memerlukan faskes rujukan kita rujuk lebih lanjut,” paparnya.

Ke depan, ruang isolasi akan dibuat permanen dilengkapi fasilitas penunjang termasuk ventilator. Sedangkan sumber daya manusia (SDM) rumah sakit ini sudah mencukupi.

”SDM mencukupi. Kita punya dokter spesialis paru-paru, dokter spesialis penyakit dalam, dokter spesialis emergency. Kita siap,” tandasnya. (sol)