Kapur Sirih Ternyata Aman untuk Mengolah Makanan, Lebih Renyah  

Pembuatan produk makanan hendaknya memperhatikan lima kunci keamanan pangan.

Kapur Sirih Ternyata Aman untuk Mengolah Makanan, Lebih Renyah  
Bagus Heri Purnomo didampingi Sukamto menyerahkan bingkisan kepada Kiai Jamhari, Kamis (25/7/2024), di Ponpes Pangeran Diponegoro, Maguwoharjo Depok Sleman. (sholihul hadi/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, SLEMAN – Penggunaan kapur sirih atau enjet sebagai bahan untuk mengolah makanan ternyata aman dan tidak membahayakan kesehatan. Hasilnya pun terbukti lebih renyah.

Ini terungkap tatkala berlangsung kegiatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi Obat dan Makanan Bersama Tokoh Masyarakat Anggota Komisi IX DPR RI H Sukamto SH, Kamis (25/7/2024), di Pondok Pesantren (Ponpes) Pangeran Diponegoro, Sambego Maguwoharjo Depok Sleman.

Awalnya, Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Yogyakarta, Bagus Heri Purnomo, selaku narasumber menerangkan seputar keamanan produk-produk pangan yang rawan cemaran biologi, kimia maupun cemaran fisik.

Saat forum dialog dan tanya jawab, seorang peserta perwakilan dari Kapanewon Gamping Sleman, Wasilah, menanyakan penggunaan bahan tersebut. Kebetulan, sehari-harinya Wasilah membuat kue basah untuk dijual.

“Apakah penggunaan kapur sirih aman atau tidak? Biasanya saat bikin peyek berasnya direndam enjet. Klepon juga, sebab kalau berasnya tidak direndam kapur sirih hasilnya mblenyek,” kata dia.

Jangan berlebihan

Seperti diketahui, masyarakat terutama di Jawa memiliki kearifan lokal menggunakan enjet untuk mengolah beragam bahan makanan. Enjet terbuat dari batu gamping direndam air selama beberapa waktu lamanya.

Menjawab pertanyaan itu, Bagus Heri Purnomo menyampaikan penggunaan enjet untuk mengolah makanan dijamin aman. Namun demikian dia berpesan jangan sampai berlebihan. “Semua yang berlebihan itu tidak baik,” ungkapnya.

Prinsip, kata Bagus, pembuatan produk makanan hendaknya memperhatikan lima kunci keamanan pangan. Yaitu, selalu menjaga kebersihan. “Diawali dari diri kita sendiri, cuci tangan sesudah dan sebelum memasak. Menyimpan makanan dengan cara memisahkan pangan yang sudah matang dengan mentah agar kotoran tidak mencemari makanan yang sudah matang,” jelasnya.

Kemudian, masak makanan benar-benar matang serta gunakan air dan bahan baku yang baik. Yang tidak boleh dilupakan adalah bahan makanan harus dicuci dengan air mengalir supaya kotoran atau kuman ikut terbawa aliran air. Satu lagi, jangan tergiur bahan pangan yang dijual murah karena rawan bagi kesehatan.

Di hadapan ratusan peserta, Bagus Heri Purnomo juga menjelaskan mengenai seluk beluk obat yang terbagi menjadi empat golongan yaitu obat keras, obat bebas terbatas, obat bebas dan narkotika.

Perhatian khusus

Diakui, khusus narkotika memang menjadi perhatian karena sering disalahgunakan. BBPOM di Yogyakarta maupun petugas kepolisian juga memberikan perhatian khusus terhadap penyalahgunaan jenis obat tertentu seperti pil sapi atau pil “Y”. “Mohon ini menjadi perhatian,” pintanya.

Dia juga mengakui, pengawasan produk obat, makanan, jamu tradisional, kosmetik maupun suplemen tidak semata-mata menjadi tugas Badan POM. Masyarakat sebagai konsumen juga punya andil ikut melakukan pengawasan, salah satunya melalui aplikasi cek klik BPOM yang bisa di-download lewat play store.

Dengan aplikasi itu masyarakat bisa melakukan pengecekan kemasan produk, label, izin edar maupun masa kedaluwarsa. Harapannya, masyarakat bisa menjadi konsumen yang cerdas sehingga terhindar dari produk-produk yang membahayakan kesehatan.

Sependapat, Sukamto sebagai wakil rakyat dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang salah satunya membidangi kesehatan menyatakan perlunya masyarakat mewaspadai produk-produk tersebut supaya terhindari dari mengkonsumsi makanan yang tidak aman.

Sukamto menilia sosialisasi dan edukasi mengenai kesehatan sangat penting. Kali ini kegiatan itu sengaja diselenggarakan di pondok pesantren dengan harapan bermanfaat untuk menambah pengetahuan para kiai dan bu nyai, santri, kader kesehatan serta tokoh masyarakat. (*)