DIY dan Bali Memiliki Tiga Potensi Kerja Sama Pariwisata Berbasis Sejarah
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto, melihat DIY dan Bali memiliki tiga potensi kerja sama di bidang pariwisata berbasis sejarah.
“DIY memiliki Perda Pendidikan Pancasila dan Wawasan Kebangsaan sedangkan Bali memiliki Peraturan Gubernur untuk dasar pijakan komitmen pemda memperkuat dan mensosialisasikan ideologi Pancasila kepada masyarakat luas,” ujarnya, Rabu (5/7/2023)
Dari kunjungan kerja Komisi A DPRD DIY bersama awak media ke Provinsi Bali termasuk ke Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Bung Karno serta tempat lahirnya ibunda Bung Karno, Ida Ayu Nyoman Rai Srimben di Kabupaten Buleleng, Eko Suwanto melihat ada tiga oleh-oleh penting.
“Tiga oleh-oleh ini merupakan potensi kerja sama DIY dan Bali dalam Sinau Pancasila sekaligus mengembangkan pariwisata berbasis sejarah perjuangan Bung Karno,” kata dia.
Pertama, pentingnya pewarisan nilai kebangsaan dengan jalan budaya. Ada jejak sejarah sosok perempuan yang melahirkan tokoh Proklamator RI perlu diketahui generasi muda.
“Napak tilas ini mengingatkan kita semua, ada sosok perempuan dalam sejarah ke-Indonesiaan, bagaimana kebhinnekaan kita hadir dalam kehidupan masyarakat di Pura Bale Ageng Buleleng,” jelasnya.
Pemda Bali dengan komitmen jalan kebudayaan satu nafas dengan langkah DIY guna terus menggelorakan nilai Pancasila.
“Kita perlu menghormati sosok perempuan, dari rahim seorang ibu Ida Ayu Nyoman Rai Srimben yang menikah dengan Raden Soekemi Sosrodihardjo lahir tokoh bangsa, Bung Karno, Proklamator RI,” kata Eko Suwanto didampingi Wakil Ketua Komisi A Sudaryanto dan Sekretaris Rany Widayati serta anggotanya di antaranya Yuni Satia Rahayu, Retno Sudiyanti, Siti Nurjannah, Erlia Risti, Heri Dwi Haryono, Novida Kartika Hadhi dan Hifni Muhammad Nasikh.
Kedua, lanjut Eko, di Kabupaten Buleleng Bali ada ruang terbuka hijau seluas dua hektar yang bisa diakses oleh masyarakat umum secara gratis. Patung Bung Karno menjadi ikon simbol penting dalam komitmen menjaga NKRI, kebhinekaan Indonesia. “Tata kelolanya dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup kabupaten Buleleng Bali,” tambahnya.
Menurut dia, keberadaan ruang terbuka hijau yang menghadirkan simbol tokoh bangsa bisa menjadi inspirasi bagi DIY, termasuk bagi Pemerintah Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Bantul, Gunungkidul dan Kulonprogo dalam membangun kawasan dan pengembangan ruang terbuka hijau.
“Bagaimana pengembangan ruang terbuka hijau, sekaligus bisa mewariskan nilai, keteladanan tokoh bangsa dihadirkan. Kalau di DIY, dibangun sejumlah embung dengan area hijau yang luas, apa yang dikerjakan Dinas Lingkungan Hidup Buleleng bisa jadi inspirasi,” ucapnya.
Selain itu, juga ada banyak tokoh bangsa di Yogyakarta yang berperan dalam BPUPKI, turut serta menyumbangkan pemikiran untuk Indonesia merdeka. “Tokoh bangsa bisa dihadirkan dalam monumen, museum tokoh bangsa di Yogyakarta,” kata anggota dewan dari Fraksi PDI Perjuangan itu.
Ketiga, pengembangan pariwisata berbasis sejarah kebangsaan Indonesia. Bali dan DIY penting bekerja sama dalam bidang kepariwisataan secara lebih baik. Relasi dua provinsi baik Bali dan DIY perekonomian masyarakat ditopang oleh sektor pariwisata.
“Kerja sama Bali dan DIY di bidang kepariwisataan bisa dikembangkan lebih baik ke depan. Termasuk bagaimana bersama-sama mengembangan wisata sejarah tokoh bangsa,” jelasnya.
Dia menambahkan, ada ikatan sejarah kebangsaan yaitu Bali dan DIY berperan menjaga NKRI serta kebhinekaan Indonesia. Melalui jalan kebudayaan, langkah menggelorakan ideologi Pancasila harus jadi satu nafas untuk mewujudkan nilai Trisakti, berkepribadian dalam kebudayaan, spirit nilai implementasi pemikiran Bung Karno.
“Ke depan kita harapkan Pemda DIY membangun museum Bung Karno dan museum para pahlawan bangsa," kata Eko Suwanto.
Disebutkan, Bulan Bung Karno penting guna menyosialisasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan kenegaraan dan kebangsaan.
Perda Pendidikan Pancasila dan Wawasan Kebangsaan serta Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2022 adalah bentuk komitmen DIY mengembangkan dan mengajarkan Pancasila seperti yang digali oleh Bung Karno.
“Kita peringati hari bersejarah yang setiap 1 Juni ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo menjadi hari lahir Pancasila. Di Bali peringatan Bulan Bung Karno terlaksana baik hingga tingkat desa ditopang dengan gotong royong, sesuai Peraturan Gubernur Bali," kata Eko Suwanto.
Bulan Bung Karno yang diperingati setiap Juni untuk menandai hari lahir Pancasila 1 Juni 1945, hari kelahiran Bung Karno pada 6 Juni dan wafatnya Proklamator RI pada 21 Juni kini telah menjadi peristiwa kebudayaan bagi bangsa Indonesia untuk mempererat rasa persatuan, jaga NKRI dan menjaga kebhinekaan.
Di dalam kunjungan ke Bali, lanjut dia, urusan kerja sama kepariwisataan utamanya mewujudkan pariwisata berkualitas, dalam pengertian menghadirkan kepariwisataan dengan tetap dalam bingkai pelestarian budaya Indonesia, menjadi catatan dalam dialog Komisi A DPRD DIY dengan Pemda Bali.
“Bali, kita pahami banyak menarik bagi turis asing tapi ke depan Pemda Bali punya rencana pengembangan wisata berkualitas. Lewat jalan kebudayaan digelar aneka festival untuk menggelorakan ideologi Pancasila. Ada semangat menjaga NKRI, kebhinnekaan dan ke-Indonesiaan dalam aneka lomba seni, pidato, baca puisi dan gelar budaya selama Bulan Bung Karno di bulan Juni 2023,” ujarnya.
DIY juga memiliki potensi yang hebat baik dari sisi sejarah maupun pelaku festival. “Tinggal Pemda memberikan fasilitasi dengan strategi sinergi dan kolaborasi akan dapat menciptakan destinasi wisata sejarah yang hebat,” tandasnya. (*)