Dipandang Sebelah Mata Ternyata Hasilnya Melebihi Gaji PNS

Dipandang Sebelah Mata Ternyata Hasilnya Melebihi Gaji PNS

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Sejak sepuluh tahun silam Ny Eny Munifah berjualan kelapa muda di rumahnya Jalan Sorogenen 16 Kota Yogyakarta. Usaha kecil-kecilan itu sering dipandang sebelah mata namun ternyata hasilnya melebihi gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Sebelum pandemi Covid-19, dagangannya laris manis. Sehari laku 100 sampai 150 butir kelapa muda. Sebagian dijual gelasan, sebagian lagi pelanggan membeli utuh siap minum beserta serutan daging kelapa muda.  â€œDulu omzet sehari bisa Rp 1 juta," kata Eny kepada koranbernas.id, Senin (20/7/2020).

Hasil usaha ini mampu menjadi sumber kehidupan keluarganya. Bahkan Ny Eny dan suaminya, Tukimin, bisa membiayai kuliah anak sulungnya hingga lulus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Anak kedua di SMA memperoleh beasiswa sehingga bebannya lebih enteng.

Eny mengakui saat ini omzetnya berkurang drastis. “Turun sampai 70 persen,” ungkapnya. Rata-rata sehari hanya laku sekitar 30 butir.

Dagangan Eny yang dulu dipasok pedagang dari Krebet Bantul dan Panggang Gunungkidul, kini hanya dari Krebet saja. “Kasihan kalau cuma ambil sedikit. Rata-rata 100 butir tiga hari sekali,” ucapnya.

Sebenarnya banyak pemasok memenawarkan dagangan. Seperti siang itu ada pengendara pikap menawarkan diri sebagai pemasok.

Turunnya omzet terjadi karena daya beli masyarakat berkurang. Banyak pekerja terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) atau dirumahkan. Kebutuhan sekolah lebih diutamakan daripada belanja lain.

Ditambah lagi, pada penggal jalan itu ke timur sampai pertigaan Jalan Tegalturi Giwangan terdapat lima penjual kelapa muda.

Pada bulan Puasa penjualan masih bagus. Meski warung baru buka pukul 15:00 saat Maghrib sudah tutup. Pembelinya banyak. Kelapa muda segar memang banyak diburu. Eny memberi garansi jika kelapa mudanya tidak segar bisa ditukar.

Sehabis Lebaran penjualan terus menurun. Beruntung Eny dapat rumah dari orangtuanya di pinggir jalan sehingga tidak perlu sewa tempat. Suami istri itu sadar tidak punya sawah sebagai sumber penghasilan. "Ya ini sawah saya yang harus saya tekuni," kata dia.

Diakui, berjualan kelapa muda tidak lepas dari risiko. Beberapa kali dia maupun suaminya terkena bendho atau pisau besar tajam saat membuka sabut kelapa. Beruntung di apotek ada obat luka menganga sehingga cepat sembuh.

Kalau saja kini pendapatannya anjlok, dia merasa bukan dirinya saja yang mengalami. Ada yang lebih terpuruk. Eny yakin rezeki Allah yang atur. Yang penting tetap gigih berusaha, berapa pun hasilnya harus disyukuri. (sol)