Dinpusip Purworejo Sosialisasi Akreditasi Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan tempat ilmu pengetahuan bersarang dan mimpi-mimpi digerakkan.

Dinpusip Purworejo Sosialisasi Akreditasi Perpustakaan Sekolah
Pj Sekda Kabupaten Purworejo Achmad Kurniawan Kadir me-launching Titik Baca yang ditandai pemotongan pita. (wahyu nur asmani ew/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO -- Perpustakaan Umum Kabupaten Purworejo Jawa Tengah mensosialisasikan Akreditasi Perpustakaan Sekolah Sesuai Standar Nasional Perpustakaan. Sosialisasi ini dilakukan untuk membina sekolah yang akan diikutkan akreditasi perpustakaan sekolah.

Pj Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Purworejo Drs R Achmad Kurniawan Kadir MPA membuka Sosialisasi Akreditasi Perpustakaan Sekolah Sesuai Standar Nasional Perpustakaan, Penyerahan Sertifikat Akreditasi, Selasa (23/4/2024), di Gedung Perpustakaan Umum Kabupaten Purworejo.

Hadir dalam acara tersebut, Pustakawan Ahli Madya Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah Drs Bambang Agus Pamudji, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Kadinpusip) Kabupaten Purworejo Dra Eni Sudiyati MM, Sekretaris Dindikbud Kabupaten Purworejo Purwasih Handayani SH MM, perwakilan Kacab Dinas Wilayah VIII Dindikbud Provinsi Jawa Tengah, Fokopimcam Kutoarjo dan unsur terkait lainnya.

Dalam kesempatan itu Pj Sekda me-launching Titik Baca yang ditandai dengan pemotongan pita dan menyerahkan sertifikat akreditasi yang dikeluarkan oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia kepada 14 sekolah.

Yaitu, MAN Purworejo, SMPN 2 Purworejo, SMPN 7 Purworejo, SMPN 8 Purworejo, SMPN 10 Purworejo, SMPN 27 Purworejo, SMPN 43 Purworejo, SMPN 1 Purworejo, SMPN 40 Purworejo, SMPN 41 Purworejo, SMPN 38 Purworejo, SMPN 29 Purworejo, MA AN Nawawi Berjan dan SMPN 33 Purworejo.

Penyerahan akreditasi Perpustakaan Sekolah Berstandar Nasional kepada 14 sekolah. (wahyu nur asmani ew/koranbernas.id)

Pj Sekda menyambut baik dan mengapresiasi diadakannya sosialisasi, untuk memberikan pemahaman pentingnya perpustakaan sekolah mengikuti proses menuju akreditasi perpustakaan sekolah yang berstandar nasional perpustakaan (SNP).

Sebab, lanjut dia, perpustakaan merupakan jantung dari sebuah lembaga pendidikan serta tempat di mana ilmu pengetahuan bersarang, mimpi-mimpi digerakkan, dan generasi penerus dibimbing untuk menjadi manusia yang cerdas, kritis dan berdaya saing.

"Perpustakaan sebagai pendukung pendidikan sangat berperan mendukung keberhasilan proses belajar mengajar untuk mencerdaskan siswa siswi sekolah. Perpustakaan harus terus ditingkatkan kualitasnya, antara lain melalui proses akreditasi," tandasnya.

Disebutkan, perpustakaan mencerminkan komitmen untuk memberikan layanan pendidikan berkualitas kepada generasi bangsa. "Melalui proses akreditasi, dapat menjamin bahwa fasilitas pendidikan memenuhi standar yang ditetapkan, sehingga para siswa mendapatkan akses yang setara terhadap sumber daya pendidikan yang berkualitas," ucapnya.

Titik Baca yang merupakan layanan perpustakaan berbasis digital, menurutnya, mempunyai tujuan untuk memudahkan semua masyarakat untuk mengakses buku bacaan. Karena hanya dengan mengakses barcode, maka akan dapat langsung terkoneksi dengan koleksi buku-buku digital yang disediakan.

ARTIKEL LAINNYA: Menjelang ASPD, Pelajar MTsN 9 Bantul Sungkem pada Orang Tua

Kepala Dinpusip Eni Sudiyati menjelaskan, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan pemustaka terhadap kinerja perpustakaan serta menjamin konsistensi, kualitas kegiatan perpustakaan.

Sedangkan launching Titik Baca bertujuan untuk memberikan kemudahan akses buku bacaan yang beragam, lebih dekat, lebih cepat kepada masyarakat Kabupaten Purworejo.

Kabid Perpustakaan Aspiyatun SIP ditemui usai acara menambahkan, sosialisasi akreditasi perpustakaan merupakan langkah awal untuk membina sekolah di Kabupaten Purworejo yang akan diikutkan akreditasi perpustakaan sekolah.

”Kami berharap, setelah sosialisasi ini banyak sekolah yang akan mengikuti akreditasi, baik yang akreditasi maupun re-akreditasi, sehingga semua sekolah di Kabupaten Purworejo memiliki akreditasi perpustakaan. Dan kami akan mencoba sepuluh sekolah untuk setiap tahunnya,” katanya. (*)