Desa Wisata Karangtengah Kaya Potensi Seni dan Budaya

Di sini yang menjadi ciri khas adalah motif batik jambu mete, kata Dalmuji, Ketua Desa Wisata Karangtengah.

Desa Wisata Karangtengah Kaya Potensi Seni dan Budaya
Pembatik di Padukuhan Mojolegi Kalurahan Karangtengah Imogiri Bantul. (sariyati wijaya/koranbernas.id)
Desa Wisata Karangtengah Kaya Potensi Seni dan Budaya

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Karangtengah adalah sebuah Kalurahan di Kapanewon Imogiri Kabupaten Bantul yang kaya akan potensi wisata, seni dan budaya, adat istiadat maupun UMKM.

Kalurahan ini berada sekitar 23 kilometer arah tenggara Kota Yogyakarta dan 10 kilometer dari Kota Bantul.

Menuju ke Karangtengah aksesnya sangat mudah dan mulus. Kendaraan roda dua ataupun roda empat bisa melewati jalan di kalurahan itu hingga ke pelosok.

Saat acara #Njlajah Bantul Milang Kori gelaran Dinas Pariwisata Bantul, Selasa (27/2/2024) siang hingga sore, peserta yang terdiri unsur berbagai dinas, travel agent, Himpunan Pemandu Wisata Indonesia (HPI) serta Putra-Putri Bantul bisa melihat berbagai potensi yang ada di tempat tersebut.

Mulai dari pengolahan gula Jawa, pembuatan keripik tempe, mengunjungi home stay, wisata Mbulak Among Tani, pembuatan bakpia di Dusun Karangrejek serta melihat dari dekat proses pembuatan batik  di Pedukuhan Mojolegi.

Pembuatan bakpia di Imogiri Bantul. (sariyati wijaya/koranbernas.id)

"Di sini yang menjadi ciri khas adalah motif batik jambu mete," kata Dalmuji, Ketua Desa Wisata Karangtengah.

Saat ini, lanjutnya, mereka sedang bribik-bribik bangkit lagi pasca-Covid-19 yang menghantam sektor pariwisata.

Karangtengah sebenarnya sudah menerima tamu domestik ataupun mancanegara sejak desa wisata berdiri tahun 2007.

"Namun terhantam Covid. Sekarang kami bersama masyarakat bersama-sama menata kembali. Pengurus desa wisata juga sedang menyusun paket wisata. Bagi yang ingin berkunjung ke Karangtengah bisa menghubungi sekretariat desa wisata di kalurahan," jelasnya.

Pengelola Mbulak Among Tani, Kadim, mengatakan pembangunan destinasi tersebut menggunakan Dana Keistimewaan (Danais).

Wisata Mbulak Among Tani. (sariyati wijaya/koranbernas.id)

Pada tahap pertama Rp 600 juta digunakan untuk membuat gazebo, paving blok, coffe shop, lampu hias dan sarana pendukung lain.

Konsep yang diusung, pengunjung bisa berjalan di pematang sawah sembari melihat hijaunya alam pedesaan, beristirahat di gazebo dan menikmati kuliner.

Saat sore bisa melihat sunset serta malam menikmati keindahan  lampu yang berpendar indah di antara bintang bertaburan di langit.

"Ke depan jumlah gazebo akan kita tambah. Juga penambahan panjang paving blok," katanya. (*)