Cucu  Sultan Marah, Nama Kraton Dijual Untuk Politik Praktis

Cucu  Sultan Marah, Nama Kraton Dijual Untuk Politik Praktis
Acun Hadiwidjojo

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA—Prosesi menjelang pesta demokrasi Pilkada Serentak 2024, ternyata mampu membuat keluarga Kraton Yogyakarta merasa gerah. Seperti pengakuan cucu Sultan Hamengku Buwono VIII, Acun Hadiwidjojo, yang merasa jengkel dan marah.

Terungkap, rasa jengkel dan marah Ndoro Acun ternyata dialamatkan kepada sejumlah orang yang berambisi maju menjadi calon walikota Yogyakarta. Bukan tanpa alasan, sebab beberapa orang itu telah berani menjual nama Kraton Yogyakarta untuk kepentingan politik praktis.

Ndoro Acun mencontohkan, misalnya ada sosok yang ingin maju dalam pilkada, kemudian mencoba mencari simpati masyarakat dengan mengaku sudah mendapat restu dari Sultan HB X, GKR Hemas ataupun GKR Mangkubumi.

“Ada yang hanya karena pernah foto bersalaman dengan Sultan, lalu menyebarluaskan dengan dibumbui sudah bertemu dan mendapat restu Sultan. Memalukan tenan,” katanya.

Itulah sebabnya, Acun yang tinggal di nDalem Notoprajan ini meminta siapa saja yang ingin maju menjadi calon walikota atau kepala daerah di DIY, tidak membawa-bawa nama Kraton Yogyakarta.

Ia juga mengingatkan agar tidak sekali-kali mengklaim telah direstui Sultan Hamengku Buwono X, atau sesumbar telah didukung GKR Hemas atau GKR Mangkubumi.

Sebab yang ia tahu, Sultan memang selalu terbuka dengan siapapun. Beliau selalu memberikan restu kepada siapapun yang datang dan meminta restu.

“Tapi jangan kemudian itu diartikan beliau memberikan dukungan. Karena restu itu bukan dukungan. Sekali lagi, jika ada yang nekat membawa-bawa nama Ngarsa Dalem, Gusti Kanjeng Ratu Hemas atau Gusti Mangkubumi, pasti akan saya lawan,” kata Acun geram.

Ndoro Acun ingin, proses atau pelaksanaan pilkada di DIY berjalan dengan fair. Ia meminta siapapun yang ingin maju bertarung dalam pilkada, harus gentle.

Jangan mencatut nama Kraton Yogyakarta. Apalagi sesumbar seakan-akan didukung Kraton. Memang tidak semua seperti itu, tapi banyak. Saya senang sosok yang apa adanya, santun dan tidak sembarangan membawa nama kraton. Lha ada koq, yang jelas dekat dengan kraton dan bahkan pernah sejawat GKR Hemas tapi tetap tak pernah membawa-bawa nama kraton. Itu yang benar,” katanya.

Ditanya siapa sosok dimaksud, Ndoro Acun lantas menyebut sosok yang pernah menjadi anggota DPD dari DIY. Sosok ini, katanya, sudah pasti dekat dengan GKR Hemas karena sesama anggota DPD.

“Tapi dia nyatanya tidak pernah menggunakan kedekatannya untuk kepentingan politik praktis. Bersahaja dan selalu mengedepankan etika. Harusnya bisa menjadi contoh bagi yang lain,” katanya tanpa menyebut nama. (*)