Community Leaders PNM Mekaar Layak Disebut Pahlawan Ekonomi
KORANBERNAS.ID, SLEMAN – Keberadaan serta peran Community Leaders dinilai sangat penting sebagai ujung tombak bagi kemajuan ekonomi dalam negeri. Pemimpin-pemimpin komunitas yang bertugas mendampingi nasabah PNM Mekaar Program Pengembangan Kapasitas Usaha Permodalan Nasional Madani (PKU PNM) ini, layak disebut sebagai pahlawan ekonomi.
Apresiasi kepada sosok-sosok yang gigih mendampingi ibu-ibu nasabah PNM Mekaar itu diberikan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, pada Pelatihan Community Leaders Insan PNM Berkualitas Dukung UMKM Indonesia Naik Kelas, Sabtu (13/8/2022), di The Praja Coffee and Resto Jalan Kaliurang Sleman.
Melalui sambutannya secara virtual, Erick Thohir berharap mereka mampu bersinergi dengan berbagai pihak. “Mari bersama-sama bersinergi untuk memajukan ekonomi dalam negeri, memajukan UMKM yang punya potensi untuk go international,” harapnya.
Pelatihan yang diikuti ratusan peserta dari wilayah DIY dan Klaten tersebut dihadiri Dicky Fajrian selaku Kepala Divisi Pengembangan Kapasitas Usaha Permodalan Nasional Madani, Kepala Divisi Pengembangan Bisnis Wilayah Tiga meliputi Jawa Tengah, DIY dan Kalimantan, Endang Nurjani, serta Pimpinan Cabang PNM Yogyakarta Azis Junaedi.
“Melalui berbagai pelatihan, kita ingin membangun mindset agar semua nasabah bisa dipastikan naik kelas,” ungkap Dicky Fajrian kepada wartawan di sela-sela pelatihan.
Sependapat, Endang Nurjani menyampaikan pelatihan bermanfaat untuk menunjang kegiatan bisnis para nasabah, sekaligus untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan sumber daya manusia (SDM) sehingga mampu menghadapi tantangan.
Sebagian dari peserta Pelatihan Community Leaders, Insan PNM Berkualitas Dukung UMKM Indonesia Naik Kelas, Sabtu (13/8/2022), di The Praja Coffee and Resto Jalan Kaliurang Sleman. (sholihul hadi/koranbernas.id)
Di wilayah DIY, sambung Azis Junaedi, nasabah PNM Mekaar tahun ini ditargetkan berkembang menjadi 150 ribu. Sampai Juli 2022 nasabah sudah tercapai jumlah 118 ribu tersebar di wilayah Kabupaten Gunungkidul, Sleman, Kulonprogo dan sebagian Klaten.
Adapun dana yang digelontorkan untuk wilayah DIY saja sampai Juni 2022 tercatat pada kisaran Rp 348 miliar, terdiri dari 7.250 kelompok Mekaar. Satu kelompok beranggotakan 10-30 orang, terdiri dari ibu-ibu.
Adapun dana yang diberikan bersifat pinjaman tanpa agunan mulai dari Rp 2 juta. Pengganti agunan adalah dispilin dan bertanggung jawab. Masing-masing kelompok rutin mengadakan pertemuan setiap minggu, sekaligus untuk pemberdayaan usaha nasabah.
Menurut dia, di Provinsi DIY terdapat 41 kantor unit layanan Mekaar yang bertugas membantu mengembangkan usaha ibu-ibu anggota kelompok Mekaar, singkatan dari membina ekonomi keluarga prasejahtera.
“Harapannya nanti ibu-ibu anggota kelompok meningkat naik kelas, AO (Account Officer) akan mengkondisikan pemimpin komunitas mengadakan pelatihan, harapannya bermanfaat untuk pengembangan usaha nasabah Mekaar,” kata dia.
Nasabah PNM Mekaar termasuk golongan usaha ultramikro. Mereka rata-rata merupakan ibu-ibu yang memiliki punya usaha dan berniat serta mau memiliki usaha.
Menjawab pertanyaan apakah pembayaran ada yang macet, dia mengakui tentu ada namun jumlahnya sangat sedikit, pada kisaran 0,1 persen, secara nasional di bawah satu persen.
Dengan kata lain, apabila pembayaran yang macet maka itu menjadi tanggung jawab kelompok. Di sinilah pentingnya AO dan Leaders Community mengkondisikan kekompakan dan disiplin semua anggota kelompok. (*)